Inggris Larang Rebus Lobster dan Kepiting Hidup-hidup, Kenapa?

- Aturan Inggris berpijak pada pengakuan rasa sakit invertebrata
- Kebijakan merujuk pada undang-undang tahun 2022
- Organisasi amal merekomendasikan metode penyetruman listrik atau pendinginan dengan udara dingin
Jakarta, IDN Times – Pemerintah Inggris tengah menyiapkan aturan yang melarang praktik merebus lobster dalam kondisi masih hidup dan sadar. Langkah ini menjadi bagian dari paket kebijakan besar untuk memperkuat perlindungan hewan. Otoritas terkait menilai metode perebusan hidup-hidup tak lagi layak diterapkan pada krustasea. Seiring itu, panduan resmi mengenai teknik pengolahan alternatif akan segera dirilis.
Kebijakan serupa sebelumnya telah diterapkan di Swiss, Norwegia, dan Selandia Baru. Nantinya, koki profesional maupun juru masak rumahan tak lagi diperbolehkan membunuh lobster dan kepiting dengan cara direbus hidup-hidup sebagaimana tradisi lama. Aturan tersebut sejalan dengan agenda penguatan kesejahteraan hewan yang diusung Partai Buruh pada Senin (22/12/2025). Kebijakan baru ini menegaskan bahwa membunuh krustasea menggunakan air mendidih tak lagi dianggap dapat diterima.
Di luar lobster dan kepiting, ketentuan ini juga mencakup kelompok dekapoda seperti udang dan prawn, serta moluska sefalopoda seperti cumi-cumi dan gurita. Seluruhnya diwajibkan melalui proses pengolahan yang dinilai lebih berperikemanusiaan.
1. Aturan Inggris berpijak pada pengakuan rasa sakit invertebrata

Kebijakan tersebut merujuk pada undang-undang tahun 2022 yang sebelumnya diajukan Partai Konservatif. Regulasi itu secara resmi mengakui invertebrata, termasuk gurita, kepiting, dan lobster, sebagai makhluk yang mampu merasakan sakit serta penderitaan seperti hewan lainnya.
Sejalan dengan itu, organisasi amal perlindungan hewan merekomendasikan penggunaan penyetruman listrik atau pendinginan dengan udara dingin maupun es sebelum perebusan. Metode tersebut dinilai jauh lebih manusiawi dibandingkan perebusan langsung.
Ben Sturgeon, kepala eksekutif lembaga amal Crustacean Compassion, menyatakan dukungannya terhadap rencana tersebut.
“Ketika hewan yang masih hidup dan sadar dimasukkan ke dalam air mendidih, mereka mengalami rasa sakit yang sangat menyiksa selama beberapa menit. Ini adalah penyiksaan dan sepenuhnya dapat dihindari. Alternatif manusiawi, seperti penyetruman listrik, sudah tersedia dengan mudah,” katanya, dikutip dari The Guardian.
Selain itu, opsi penyembelihan manusiawi lain meliputi pembekuan atau sengatan listrik. Panduan resmi mengenai metode yang diizinkan akan segera dipublikasikan. Di sepanjang jalur distribusi, teknik penyetruman listrik sebelum pemotongan disebut sudah tersedia. Cara ini memastikan hewan mati dengan cepat tanpa penderitaan berlebih.
2. Pedagang dan restoran Inggris menyoroti dampak biaya

Rencana aturan baru ini memicu keberatan dari pedagang hasil laut dan pemilik restoran. Mereka menilai kebijakan tersebut berpotensi menaikkan biaya operasional. Selain itu, larangan ini dianggap mengancam perdagangan krustasea segar yang dijual dalam kondisi hidup.
“Jika seseorang ingin membeli kepiting atau lobster hidup, mereka tak akan membayarnya jika sudah mati. Kekhawatiran kami di Inggris adalah jika restoran dan hotel tak ingin membeli peralatan penyetrum yang harganya sekitar 3.500 pound sterling Inggris (setara Rp79,2 juta), mereka hanya akan mengimpor makanan laut beku dari luar negeri,” kata David Jarrad, kepala eksekutif Asosiasi Kerang-kerangan Britania Raya, kepada The Telegraph, dikutip dari Daily Mail.
3. Agenda kesejahteraan hewan Partai Buruh diperluas

Program kesejahteraan hewan Partai Buruh juga mencakup penghapusan kandang baterai ayam petelur, peti farrowing babi, serta praktik peternakan anjing berskala besar. Selain itu, pemerintah membuka konsultasi terkait larangan penggunaan kalung kejut listrik pada anjing. Standar penyembelihan manusiawi untuk ikan budidaya turut diterapkan.
Kebijakan tersebut sekaligus memperketat aturan perburuan dengan menghentikan penembakan kelinci liar saat musim kawin. Praktik trail hunting yang kerap dijadikan kedok perburuan rubah juga diakhiri. Menteri Lingkungan Emma Reynolds menegaskan bahwa Inggris merupakan bangsa yang menyayangi hewan. Ia menyebut pemerintah sedang menjalankan strategi perlindungan hewan paling ambisius dalam satu generasi terakhir.
Nigel Farage, pemimpin Partai Reformasi Britania Raya (Reform UK), memandang kebijakan ini sebagai bentuk pengendalian berlebihan yang bersifat otoriter.
“Sama saja dengan melarang jalan-jalan anjing di pedesaan karena mereka mengejar kelinci, kelinci liar, rusa, dan rubah,” katanya.
Hasil jajak pendapat menunjukkan mayoritas pemilih mendukung penguatan aturan perburuan. Namun, sikap pendukung Reform UK tercatat cenderung terbelah.
Partai Hijau (Green Party) menyambut positif langkah pemerintah. Mereka berharap ada kebijakan lanjutan, termasuk penghentian balap anjing greyhound yang direncanakan dilarang di Wales pada 2030. Larangan merebus krustasea hidup ini hanya berlaku di Inggris.


















