Intelijen AS: Israel Akan Serang Nuklir Iran dalam Waktu Dekat

Jakarta, IDN Times – Intelijen Amerika Serikat (AS) merilis laporan yang mengungkap keinginan Israel untuk melancarkan serangan terhadap Iran. Serangan tersebut akan menargetkan fasilitas nuklir Teheran.
Laporan yang diunggah oleh The Wall Street Journal dan Washington Post pada Kamis (13/2/2025) mengatakan, serangan akan dilakukan dalam waktu dekat. Belum ada kepastian kapan serangan dilancarkan, namun pejabat Israel menyebut akan menunggu tindakan diplomatik AS terhadap Iran terlebih dahulu.
“Tidak ada pejabat Israel yang akan memberikan batas waktu pasti berapa lama mereka akan memberi Trump waktu untuk mencapai kesepakatan nuklir baru dengan Iran,” lapor Jerusalem Post, Jumat.
Rencana penyerangan ini muncul di tengah upaya Presiden AS, Donald Trump, memperbaiki hubungan diplomatik dengan Iran. Sebelumnya, Trump mengungkapkan keinginannya untuk menghindari konflik secara langsung dengan Teheran.
1. Dua strategi Israel serang Iran

Menurut Jerusalem Post, ada dua strategi yang bisa diterapkan Israel dalam menyerang Iran. Pertama, serangan jarak jauh yang melibatkan rudal balistik dari luar wilayah Iran.
Yang kedua, yakni pilihan yang sangat berisiko, yaitu menyerang langsung ke dalam wilayah udara Iran, terbang di dekat lokasi nuklir dan menjatuhkan BLU-109, sejenis penghancur bunker.
“Penjualan perlengkapan panduan untuk BLU-109 ke Israel baru disetujui oleh pemerintahan Trump minggu lalu,” lapor media Israel itu.
Fasilitas nuklir Iran terletak di bawah gunung di Fordow. Sementara, fasilitas potensial lainnya berada jauh di bawah gunung dekat Natanz. Dua objek inilah yang rencananya akan menjadi sasaran Israel.
2. Israel butuh dukungan AS

Laporan intelijen AS menyebut, Israel berniat menghancurkan fasilitas nuklir dan rudal balistik Iran, hingga menjatuhkan rezim yang memimpin. Namun langkah itu tak bisa dilakukan sendiri oleh Israel. Tel Aviv membutuhkan dukungan dari Washington untuk melancarkan aksi tersebut.
Menurut laporan CNN pada Kamis, Israel setidaknya membutuhkan fasilitas dari AS berupa pengisian bahan bakar udara dan rudal yang dapat menembus fasilitas bawah tanah Iran.
"Jika Anda ingin melakukan serangan nyata dan total yang menghancurkan segalanya, hanya AS yang dapat melakukannya," kata seorang mantan pejabat senior pemerintahan Joe Biden.
Serangan Israel memanfaatkan momen melemahnya sistem pertahanan udara Iran yang telah dihancurkan pada serangan Oktober 2024. Israel mengklaim, mereka bisa menyerang dengan efektif tanpa adanya sistem pertahanan tersebut.
3. Trump inginkan kesepakatan non-nuklir dengan Iran

Rencana Israel bertentangan dengan keinginan Trump untuk berdiplomasi dengan Teheran. Pekan lalu, Trump mengakan bahwa ia lebih memilih perjanjian perdamaian nuklir yang terverifikasi daripada aksi militer gabungan dengan Israel yang akan menghancurkan Iran hingga berkeping-keping.
"Saya ingin kesepakatan dengan Iran mengenai non-nuklir. Saya lebih suka itu daripada membombardirnya habis-habisan," kata Trump.
Para pejabat Iran mengatakan awal bulan ini bahwa mereka belum melakukan kontak dengan Trump mengenai pembicaraan tersebut.