Israel Bom Rumah Sakit Terakhir yang Berfungsi di Kota Gaza

- Militer Israel mengebom Rumah Sakit Arab al-Ahli di Kota Gaza, mengakibatkan pasien kritis kehilangan tempat berlindung dan pasokan oksigen.
- Sejumlah pasien terancam meninggal karena evakuasi mendadak, termasuk seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dengan cedera kepala.
- Israel mengklaim rumah sakit tersebut digunakan sebagai pusat komando oleh Hamas, tetapi belum ada bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
Jakarta, IDN Times - Militer Israel mengebom Rumah Sakit Arab al-Ahli, rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Kota Gaza, pada Minggu (13/4/2025) dini hari. Sejumlah pasien dalam kondisi kritis tergeletak di jalan usai dievakuasi dari gedung tersebut.
Dilansir dari BBC, para staf mulai mengevakuasi pasien setelah seorang dokter menerima telepon dari tentara Israel, yang meminta mereka untuk segera meninggalkan gedung dua lantai tersebut.
“Semua pasien dan pengungsi harus keluar ke tempat yang aman. Kalian hanya punya waktu 20 menit untuk meninggalkan tempat ini," kata petugas itu.
Keuskupan Yerusalem menyatakan bahwa gelombang serangan tersebut menghancurkan Laboratorium Genetik serta merusak gedung Farmasi dan Unit Gawat Darurat. Serangan itu juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan di sekitarnya, termasuk gedung gereja St. Philip.
“Keuskupan Yerusalem sangat terkejut atas pengeboman rumah sakit ini, yang merupakan kelima kalinya sejak awal perang pada 2023 — dan kali ini terjadi pada pagi Minggu Palma dan awal Pekan Suci,” demikian bunyi pernyataan dari mereka.
1. Tiga pasien meninggal dunia
Dilansir dari Al Jazeera, pengeboman tersebut menyebabkan para pasien kritis, termasuk mereka yang berada di unit bedah dan darurat, kehilangan tempat berlindung maupun pasokan oksigen. Beberapa pasien dikhawatirkan akan meninggal karena kehilangan perawatan medis.
Razan al-Nahhas, seorang dokter darurat yang sebelumnya bekerja di Rumah Sakit al-Ahli, melaporkan bahwa sedikitnya tiga orang, termasuk seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dengan cedera kepala, tewas akibat evakuasi mendadak.
"Ia menggunakan oksigen, begitu pula dua pasien lainnya, dan keluarga pada dasarnya berjalan kaki membawa mereka ke rumah sakit terdekat, sebuah fasilitas kecil yang sama sekali tidak mampu menampung jumlah pasien yang datang. Dan mereka (para pasien) tiba dalam keadaan meninggal," kata al-Nahhas, yang berada di kota Deir el-Balah, Gaza tengah.
2. Israel klaim rumah sakit tersebut digunakan sebagai pusat komando Hamas
Dalam pernyataannya, militer Israel mengatakan bahwa Rumah Sakit al-Ahli diserang karena digunakan sebagai pusat komando dan kendali oleh kelompok Palestina Hamas. Sebelumnya pada Oktober 2023, ratusan orang tewas akibat ledakan di rumah sakit yang sama.
"Langkah-langkah diambil untuk mengurangi kemungkinan kerusakan pada warga sipil dan rumah sakit, termasuk memberikan peringatan dini di area tersebut," kata militer Israel dalam unggahan di X pada Minggu.
Selama perang, Israel telah berulang kali menyerang rumah sakit di Jalur Gaza tanpa ada konsekuensi hukum. Menurut Kantor Media Pemerintah di Gaza, Israel telah menargetkan 36 rumah sakit sejak Oktober 2023.
Tel Aviv mengklaim bahwa serangan terhadap infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit, diperlukan untuk menargetkan pejuang bersenjata. Namun hingga kini, mereka belum menyerahkan bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
3. Kejahatan perang baru oleh Israel
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengecam serangan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap semua piagam internasional dan Konvensi Jenewa. Mereka menggambarkan pengeboman Rumah Sakit al-Ahli, salah satu institusi kesehatan tertua dan terpenting di Gaza, sebagai kejahatan yang keji dan mengerikan.
Sementara itu, Hamas menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan kejahatan perang baru, dan menuduh militer Israel tidak menghormati hukum serta norma-norma kemanusiaan. Mereka juga menganggap Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel, ikut bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.
Di Inggris, Menteri Luar Negeri David Lammy, mengatakan bahwa serangan di Gaza harus dihentikan.
“Serangan Israel terhadap fasilitas medis telah menurunkan akses terhadap layanan kesehatan di Gaza secara menyeluruh," tambahnya.