Israel Bombardir Gaza Lagi, 21 Warga Palestina Tewas

- 21 warga Palestina tewas dalam serangan udara terbaru militer Israel, termasuk di pusat kota Deir al-Balah.
- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak rencana militer untuk menghentikan sementara serangan ke selatan Gaza.
- Militer Israel merilis peta jalur bantuan kemanusiaan yang dijanjikan bebas dari serangan, namun bukan gencatan senjata.
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 21 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan udara terbaru militer Israel pada Selasa lalu. Militer Israel telah menyerang tiga rumah di pusat kota Deir al-Balah dan menewaskan 13 orang.
Dilansir Anadolu, Rabu (19/6/2024), dua orang tewas di Gaza tengah, dua orang di pusat Gaza, dua orang di al-Qarara, timur Khan Younis dan sisanya di kawasan Sheikh Radwan.
Sebelumnya, militer Israel sempat mengumumkan akan menyetop serangan sementara di selatan Gaza, namun pada akhirnya serangan demi serangan tetap diluncurkan. Hal ini terjadi lantaran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak setuju militer bertindak sendiri untuk menyetop serangan.
1. Netanyahu tak setuju militer setop serangan

Netanyahu, disebut tidak setuju terkait rencana militer Israel yang bakal menyetop sementara serangan ke selatan Gaza, terutama di Rafah, guna memperlancar masuknya bantuan kemanusiaan.
Militer Israel sebelumnya telah mengumumkan bahwa jeda harian ini akan diberlakukan dari pukul 08.00 sampai 19.00, namun diralat menjadi pukul 05.00 sampai 16.00 di sepanjang penyeberangan Kerem Shalom hingga Salah al-Din dan mengarah ke utara Gaza.
“Ketika Netanyahu mendengar rencana ini, ia langsung mengatakan ke sekretarisnya bahwa ini tidak bisa diterima,” kata seorang pejabat Israel.
Namun, setelah adanya kritikan dari Netanyahu ini, militer kembali meralat bahwa operasi normal akan terus berlanjut di Rafah, selatan Gaza untuk memburu para pejuang Hamas.
2. Israel sempat rilis peta jalur bantuan kemanusiaan

Selain itu, Israel juga merilis peta jalur bantuan kemanusiaan yang nantinya dijanjikan tidak akan ada serangan dari militer di jalur tersebut. Jalur ini membentang hingga ke Rumah Sakit Eropa di Rafah, sekitar 10 kilometer dari perbatasan Kerem Shalom.
Pengumuman ini dikeluarkan Israel tepat di hari ketika umat Muslim merayakan Idul Adha.
3. Bukan gencatan senjata

Di sisi lain, militer Israel menegaskan bahwa pemberhentian sementara aktivitas militer ini bukanlah gencatan senjata.
“Tidak ada gencatan senjata, tapi upaya untuk meningkatkan volume bantuan kemanusiaan setelah berdiskusi dengan PBB dan organisasi lain,” lanjut pernyataan tersebut.