Israel Gempur Kota Khan Younis di Gaza Selatan

Jakarta, IDN Times - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merangsek masuk ke Kota Khan Younis di Gaza selatan. Mereka langsung menggempur sejumlah titik di wilayah itu.
Dilansir dari Al Jazeera, Jumat (19/1/2024), penduduk Khan Younis mengatakan pertempuran terjadi di dekat Rumah Sakit Nasser, salah satu rumah sakit terbesar yang masih beroperasi di wilayah tersebut.
“Apa yang terjadi di Khan Younis sekarang benar-benar gila. Israel membombardir kota dari segala arah, udara dan darat,” kata seorang warga Palestina bernama Abu El-Abed, yang mengungsi dari utara ke Khan Younis.
1. Israel tuding Hamas bersembunyi di rumah sakit
Gempuran terbaru ini terkait tuduhan militer Israel yang menyebut para pejuang Hamas bersembunyi di RA Nasser. Namun tuduhan tersebut disangkal para staf rumah sakit.
“IDF telah menghancurkan 17 resimen tempur Hamas dan langkah selanjutnya adalah membersihkan wilayah dari para militan,” ucap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
IDF juga mengatakan pasukannya telah membunuh 60 pejuang Hamas dalam 24 jam sebelumnya, di mana 40 pejuang di antaranya berada di Khan Younis.
2. Jumlah korban tewas di Gaza terus bertambah
Jumlah warga Palestina yang tewas akibat gempuran militer Israel di Jalur Gaza kini tembus menjadi 24.285 orang. Serangan Israel ke Gaza pun sudah lebih dari 100 hari sejak dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kementerian Kesehatan Gaza merilis data bahwa Israel juga menewaskan 158 orang dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Selain itu, setidaknya 61.154 warga Palestina juga dilaporkan terluka.
3. Penyakit menular terjadi di Gaza
Beberapa rumah sakit yang tidak berfungsi telah kewalahan dan kekurangan pasokan. Sementara, fasilitas medis di Gaza terus-menerus diserang. Penyakit menular menyebar di tengah kekecauan tersebut, diiringi sekitar 180 perempuan Palestina melahirkan setiap hari.
Badan anak-anak PBB (UNICEF) melaporkan, sebagian anak kecil dan wanita hamil tidak mendapat nutrisi yang cukup di Gaza. Kasus diare pada anak-anak di bawah lima tahun meningkat dari 48 ribu kasus menjadi 71 ribu kasus.