Soal Palestina-Israel, AS Konsisten dengan Solusi Dua Negara

Jakarta, IDN Times - Gedung Putih menegaskan kembali komitmen Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden soal Two State Solution atau Solusi Dua Negara, dalam mengatasi konflik Palestina dan Israel.
“Tidak ada perubahan soal keinginan Presiden Biden bahwa Solusi Dua Negara adalah yang terbaik, tidak hanya bagi rakyat Israel tapi juga tentu bagi rakyat Palestina,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, dikutip dari Anadolu, Jumat (19/1/2024).
“Solusi Dua Negara yang terbaik bagi wilayah itu,” lanjut dia.
1. Tetap konsisten bela Israel
Meski demikian, AS tetap bersikukuh berada di sisi Israel terkait perangnya dengan Hamas. AS menyebut, aksi Israel adalah tindakan membela diri dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
“Akan ada Gaza pascakonflik dan sudah jelas apa yang kami lihat, kami ingin pemerintahan Gaza mewakili aspirasi rakyat Palestina. Mereka punya hak suara dan hak memilih serta tidak ada lagi pendudukan di Gaza,” ucap Kiry lagi.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat menentang adanya pembentukan negara Palestina seusai perang rampung.
2. Netanyahu berniat lanjutkan perang sampai 2025

Netanyahu menyatakan bahwa pasukan Israel bakal terus menggempur Jalur Gaza hingga 2025 nanti.
Hal ini diungkapkan Netanyahu ketika bertemu dengan ketua dewan lokal di markas Pasukan Pertahanan Israel atau IDF, Selasa kemarin.
Dilansir Times of Israel, ketua dewan lokal mengatakan bahwa sebagian dari penduduk di selatan Israel tidak ingin kembali ke rumahnya masing-masing untuk saat ini.
3. AS minta bantuan Arab Saudi untuk bangun Gaza kembali

Sementara itu, dikabarkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berupaya mencari kesepakatan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman serta empat pemimpin negara Arab lainnya untuk membangun kembali Jalur Gaza, pascaperang.
Dilansir Middle East Monitor, berdasarkan laporan dari NBC, para pemimpin Arab disebut sepakat mendukung pemerintahan baru Palestina yang telah direformasi untuk mengamankan Gaza.
Pangeran MBS disebut juga sempat menawarkan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari perjanjian rekonstruksi Gaza.
“Ini adalah perkembangan diplomatik yang telah lama diupayakan PM Benjamin Netanyahu, tetapi hanya jika pemimpin Israel setuju untuk memberikan jalan bagi Palestina menjadi sebuah negara,” tulis laporan tersebut.