Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Larang Keluarga Temui Tahanan Palestina yang Dideportasi

bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)
bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Jakarta, IDN Times - Israel telah menghalangi sejumlah keluarga melakukan perjalanan untuk menemui para tahanan Palestina yang dideportasi dari Tepi Barat pekan lalu.

Pada 25 Januari 2025, Israel membebaskan 200 tahanan Palestina dalam gelombang kedua dari fase pertama kesepakatan gencatan senjata terbaru antara Israel dan Hamas. Dari jumlah tersebut, 70 di antaranya dideportasi dari Palestina karena dianggap dapat menimbulkan ancaman keamanan bagi Israel.

Keluarga para tahanan ini mengatakan telah menerima jaminan bahwa perjalanan mereka untuk menemui kerabat mereka yang dibebaskan akan difasilitasi sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Namun, Israel tidak mematuhi janji tersebut. Sebaliknya, otoritas Israel menghalangi perjalanan mereka dan menghina mereka.

1. Keluarga dihina dan diusir oleh petugas Israel

Dilansir dari Middle East Eye, Naji Abu Hamid dari Ramallah mengatakan bahwa ia dan ibunya gagal melakukan perjalanan melalui penyeberangan Karama dengan Yordania untuk menemui tiga saudara laki-lakinya, Nasr, Sharif dan Muhammad, yang dibebaskan pada 25 Januari. Ketiganya ditangkap lebih dari 20 tahun yang lalu dan dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Israel.

Menurut penuturan Hamid, intelijen Israel menghalangi perjalanan mereka dan menahan mereka di ruang tunggu selama berjam-jam. Salah seorang petugas kemudian menemui mereka, lalu menghina dan mengusir mereka dari tempat itu.

“Mereka mempermalukan kami dengan dalih tindakan pengamanan, lalu memberitahu kami bahwa kami tidak diperbolehkan bepergian. Kami menghubungi Administrasi Urusan Sipil Palestina, tetapi tidak berhasil,” tambahnya.

2. Pasukan Israel perintahkan keluarga tahanan agar tidak melakukan perayaan

Keluarga Iyad Al-Masalma, tahanan lainnya yang juga dibebaskan, juga tak sabar bertemu dengannya. Ditangkap pada 2022, pria asal Hebron itu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup sebanyak empat kali atau setara dengan 396 tahun. Ia termasuk di antara tahanan yang dideportasi ke luar Palestina.

Sebelum pembebasannya, pasukan Israel dilaporkan menggerebek rumah Masalma beberapa kali dan mengancam keluarganya agar tidak melakukan perayaan. Keponakan dan sepupu Masalma juga ditahan karena menggantung fotonya di rumah mereka.

Saudara laki-lakinya, Mahmoud, mengungkapkan bahwa ia dan saudara-saudaranya yang lain mencoba melakukan perjalanan melalui penyeberangan Karama untuk menyambut Masalma. Namun, mereka justru dihina dan diperintahkan kembali.

“Salah satu petugas Israel berbicara kepada kami setelah mereka membuat kami menunggu lebih dari 3 jam, dan mengatakan kepada kami bahwa kami dilarang bepergian, bahwa Iyad seharusnya meninggal di penjara, dan bahwa orang-orang seperti dia tidak boleh dibebaskan, dan bahwa pengambil keputusan politik Israel melakukan kesalahan dengan membebaskan orang-orang ini,” tuturnya.

3. Keluarga terus lakukan upaya untuk bertemu dengan para tahanan yang dibebaskan

Meski menerima perlakuan yang merendahkan, keluarga para tahanan tersebut bertekad untuk terus mencoba melakukan perjalanan demi bertemu kerabat mereka yang telah lama dipenjara.

"Saya mengatakan kepada petugas Israel, jika Anda tidak mengizinkan kami untuk bepergian, kami akan meninggalkan tempat ini seperti halnya para tahanan meninggalkan penjara Anda," tambah Mahmoud.

Sementara itu, kelompok Masyarakat Tahanan Palestina melaporkan bahwa 183 tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel pada Sabtu (1/2/2025) dengan imbalan 3 sandera Israel yang ditawan di Gaza.

Sebelumnya pada Kamis (30/1/205), Israel membebaskan 110 tahanan Palestina, termasuk 30 anak di bawah umur, sebagai imbalan atas 3 sandera Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us

Latest in News

See More

Pertamina Berdayakan Desa Rantau Dedap: Energi Bersih hingga Wisata Edukasi

05 Sep 2025, 11:01 WIBNews