Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Mau Serang Reaktor Air Berat Iran, Warga Diminta Mengungsi

Ilustrasi fasilitas nuklir Iran (Twitter.com/Iran_Newsroom)
Ilustrasi fasilitas nuklir Iran (Twitter.com/Iran_Newsroom)

Jakarta, IDN Times - Militer Israel (IDF) mengeluarkan peringatan kepada penduduk Iran untuk meninggalkan dua desa dekat reaktor air berat Arak, Iran. Peringatan ini dikeluarkan sebelum melakukan serangan terhadap infrastruktur militer.

Beberapa jam sebelum peringatan tersebut, militer menyatakan ingin menyerang di dalam dan sekitar Teheran, serta lokasi lain.

"IDF mengeluarkan peringatan mendesak kepada penduduk, pekerja, dan mereka yang berada di area dua desa Iran, Arak dan Khondab, yang ditandai pada peta, untuk segera mengungsi sebelum IDF menargetkan infrastruktur militer milik rezim Iran," tulis IDF dalam sebuah unggahan Telegram, dilansir dari The National News, Kamis (19/6/2025).

Unggahan tersebut juga menyertakan citra satelit pabrik dalam lingkaran merah, mirip dengan peringatan militer Israel lainnya.

1. Produksi plutonium

Ilustrasi fasilitas nuklir Iran (Twitter.com/Iran_Newsroom)
Ilustrasi fasilitas nuklir Iran (Twitter.com/Iran_Newsroom)

Pabrik Arak, yang membantu mendinginkan reaktor nuklir, berjarak 250 km dari Teheran. Pabrik tersebut juga memproduksi plutonium, yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.

Pabrik tersebut telah menjadi sumber kekhawatiran karena dapat memberi Iran alternatif untuk memperkaya uranium, jika berniat mengembangkan senjata nuklir.

Penonaktifan Arak sebagai produsen plutonium merupakan aspek utama kesepakatan nuklir 2015, ketika reaktornya diisi dengan beton. Namun, kesepakatan tersebut gagal pada 2018 ketika Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri.

Sejak itu, Iran telah membatasi inspeksi Badan Tenaga Atom Internasional, yang berarti pengawas nuklir tersebut hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang kejadian di Arak.

2. Serangan siber Israel

Bendera Israel (pexels.com/David Rado)
Bendera Israel (pexels.com/David Rado)

Sementara itu, Iran telah offline selama lebih dari 12 jam, menurut NetBlocks, pemantau konektivitas.

"Langkah tersebut terus menghalangi akses warga terhadap informasi di saat kritis," kata NetBlocks dalam sebuah unggahan di X.

Pihak berwenang telah mengumumkan pembatasan di internet serta di platform media sosial seperti WhatsApp dan Instagram, menuduh Israel menyalahgunakannya untuk tujuan militer.

Media Iran pada Rabu mengatakan, Israel sempat meretas televisi pemerintah dan menyiarkan rekaman dari protes perempuan tahun 2022 terhadap rezim tersebut dan menyerukan orang-orang untuk turun ke jalan.

Televisi pemerintah Iran kemudian memperingatkan pemirsa, hal ini terjadi karena serangan siber yang dilakukan oleh musuh Zionis yang mengganggu transmisi satelit.

3. Elon Musk aktifkan layanan internet satelit Starlink di Iran

ilustrasi elon musk (instagram.com/elonrmuskk)
ilustrasi elon musk (instagram.com/elonrmuskk)

Bos SpaceX, Elon Musk, kembali menjadi sorotan setelah mengaktifkan layanan internet satelit Starlink di Iran. Langkah ini diambil menyusul pemutusan akses internet oleh pemerintah Iran pasca serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir negara tersebut.

Musk mengumumkan langsung lewat akun X pribadinya pada Sabtu lalu. "Sinyalnya sudah menyala," katanya.

Langkah ini dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Iran yang kesulitan mengakses informasi. Padahal, Iran sengaja memblokir akses internet bagi warganya setelah Israel menggempur fasilitas nuklir negara itu dengan rudal dan menargetkan pejabat-pejabat tinggi rezim pada Jumat (13/6/2025) lalu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us