Israel Minta Maaf atas Penembakan Rombongan Diplomat

- Israel meminta maaf atas penembakan diplomat Eropa di kamp pengungsi Tepi Barat.
- Delegasi diplomat ditembak saat kunjungan ke Jenin, Palestina.
- Militer Israel menembak setelah rombongan diplomat tidak sesuai rute yang disetujui.
Jakarta, IDN Times - Kantor Kepresidenan Lithuania mengatakan Israel telah meminta maaf terkait dengan penembakan yang dilakukan militer Israel terhadap rombongan diplomat Eropa, termasuk Lithuania ketika mengunjungi kamp pengungsi di Tepi Barat.
"Lithuania menyatakan bahwa Israel harus memastikan keamanan dari seluruh diplomat di negaranya. Lewat saluran diplomatik, Lithuania menerima permintaan maaf dari Israel dengan jaminan adanya investigasi serta bersedia mengumumkan hasilnya," ungkapnya pada Sabtu (24/5/2025), dikutip LRT.
Insiden penembakan kepada rombongan diplomat Eropa ini terjadi di kamp pengungsi Jenin pada Rabu (21/5/2025). Peristiwa ini menghebohkan seluruh pihak dan menimbulkan kecaman dari beberapa negara Eropa.
1. Sebut sudah berkoordinasi dengan Palestina dan militer Israel
Kapal Kantor Hubungan Lithuania-Palestina, Nida Dalmantaitė mengungkapkan bahwa delegasi diplomat Eropa dan Timur Tengah ditembak ketika berada di Tepi Barat.
"Insiden semacam ini tidak pernah terjadi kepada diplomat sebelum mengadakan kunjungan. Dalam kasus ini, kunjungan sudah diorganisir oleh Kementerian Luar Negeri Palestina dan berkoordinasi dengan struktur keamanan Israel," terangnya.
Ia menyebut, seluruh diplomat bersama dengan pemerintah Jenin yang berada di pintu masuk kamp pengungsian Jenin. Kunjungan ini dibuka dengan tenang sesuai dengan tujuan kemanusiaan dan mengetahui kondisi di dalam kamp.
Dalmantaitė mengatakan bahwa seluruh diplomat awalnya tidak tahu bahwa tembakan itu mengarah kepada mereka. Namun, setelah melihat video rekaman, tembakan itu ternyata mengarah kepadanya secara sengaja maupun tidak sengaja.
2. Lithuania kecam penembakan ke arah diplomatnya
Mendengar kabar ini, Menteri Luar Negeri Lithuania, Kestutis Budrys menyebut bahwa insiden tersebut benar-benar serius. Ia mengatakan bahwa tindakan ini akan menimbulkan masalah besar.
Melansir TVP World, rombongan diplomat tersebut berasal dari Mesir, Yordania, Spanyol, Turki, Prancis, Irlandia, dan Inggris. Sejumlah negara sudah mengecam aksi tersebut dan beberapa memanggil Duta Besar Israel untuk menjelaskan insiden ini.
Di sisi lain, militer Israel mengungkapkan bahwa pasukannya menembak setelah rombongan diplomat tidak berjalan sesuai dengan rute di Tepi Barat yang disetujui oleh pemerintah setempat.
Militer Israel sudah mengungkapkan tidak ada korban terluka dalam insiden ini. Pihaknya juga menyesali perbuatannya dan keributan yang disebabkan.
3. Lithuania berniat mengakui kemerdekaan Palestina
Pada April, Budrys mengaku masih memantau proposal dari Prancis yang berniat mengakui kemerdekaan Palestina. Namun, ia menyebut, prioritas saat ini adalah gencatan senajta antara Israel dan Hamas serta pembebasan seluruh tawanan.
"Mengenai kapan kami akan mengakui Palestina, Lithuania tentu memantau apa yang sudah diusulkan oleh Prancis dan keputusan dari negara lain. Ketika ada mayoritas dari itu, kami akan melihat waktu yang tepat dan tentu akan mempertimbangkannya," tandasnya, dikutip Anadolu Agency.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis berencana mengakui kemerdekaan Palestina dan menyebut akan melakukannya paling awal Juni 2025.
"kami bergerak ke arah pengakuan dan kami akan melakukannya dalam beberapa bulan ke depan. Saya tidak melakukan untuk persatuan atau membuat senang pihak satu atau pihak lain. Saya melakukan ini karena ini yang adil," ujarnya.