Israel Lepas Tembakan ke Arah Rombongan Diplomat di Tepi Barat

- Pasukan Israel menembakkan tembakan peringatan ke rombongan diplomat internasional di Jenin, Tepi Barat.
- Delegasi mewakili 31 negara termasuk Uni Eropa, Inggris, Kanada, China, Rusia, Italia, Prancis, dan Jerman.
- Insiden ini memicu kecaman dari berbagai negara dan pemanggilan duta besar Israel di berbagai ibu kota dunia.
Jakarta, IDN Times - Pasukan Israel menembakkan tembakan peringatan ke arah rombongan 25 diplomat internasional yang sedang mengunjungi Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada Rabu (21/5/2025).
Delegasi tersebut mewakili 31 negara termasuk Uni Eropa, Inggris, Kanada, China, Rusia, Italia, Prancis, dan Jerman. Insiden ini memicu gelombang kecaman dari berbagai negara dan pemanggilan duta besar Israel di berbagai ibu kota dunia.
Misi diplomatik tersebut diorganisir oleh Otoritas Palestina untuk melakukan observasi situasi kemanusiaan di Jenin. Meskipun tidak ada yang terluka dalam insiden ini, tindakan militer Israel tersebut dinilai melanggar norma diplomatik.
1. Israel klaim rombongan masuki wilayah terlarang
Video menunjukkan para diplomat sedang wawancara dengan media ketika terdengar suara tembakan beruntun. Mereka langsung berlari mencari perlindungan ke kendaraan berplat diplomatik. Konvoi terdiri dari 20 kendaraan yang mudah dikenali sebagai delegasi resmi.
Militer Israel mengklaim delegasi menyimpang dari rute yang telah disetujui. Tentara menembakkan tembakan peringatan untuk menjauhkan rombongan tersebut dari area terlarang.
"Kami menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan pejabat kami akan menghubungi para diplomat untuk memberitahu hasil penyelidikan internal kami," kata juru bicara militer Israel, dilansir The Guardian.
Otoritas Palestina membantah klaim Israel dan menuduh tembakan tersebut sengaja menargetkan delegasi diplomatik. Palestina menyebut tindakan ini sebagai kejahatan yang melanggar hukum internasional.
2. Israel dikecam berbagai negara
Kanada, Prancis, Inggris, Italia, Spanyol, dan sejumlah negara lain langsung memanggil duta besar Israel di negara mereka untuk memberikan penjelasan atas insiden ini.
"Kami menuntut penjelasan segera tentang apa yang terjadi. Tindakan ini sama sekali tidak dapat diterima," kata PM Kanada Mark Carney, dikutip Al Jazeera.
Jerman yang selama ini menjadi sekutu Israel turut mengecam tembakan tanpa provokasi tersebut. Berlin menuntut Israel untuk menyelidiki kejadian dan menghormati status perlindungan diplomat.
Melansir New Arab, Negara Timur Tengah seperti Mesir dan Yordania juga mengutuk insiden. Turki menyebut serangan tersebut adalah bukti dari kebiasaan Israel mengabaikan hukum internasional. Insiden ini dinilai melanggar Konvensi Wina 1961 yang menjamin keamanan diplomat.
3. Kekerasan di Tepi Barat meningkat
Jenin menjadi salah satu fokus operasi militer besar Israel sejak Januari untuk mengalahkan kelompok bersenjata Palestina. Operasi diperluas ke Tulkarm dan Tubas yang memaksa pengungsian puluhan ribu warga. PBB melaporkan 40 ribu penduduk kamp pengungsi dipaksa mengungsi dan dilarang kembali selama setahun.
Operasi Israel di Tepi Barat telah menewaskan 124 orang sejak awal tahun menurut PBB. Militer Israel mengklaim telah membunuh 60 pejuang dan menangkap 280 orang. Kekerasan di wilayah ini telah meningkat drastis sejak 7 Oktober 2023, dilansir BBC.
Insiden penembakan ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel. Uni Eropa sedang meninjau perjanjian perdagangan dengan Israel terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Inggris juga menangguhkan pembahasan perjanjian perdagangan bebas dengan Israel.
"Rombongan tersebut melakukan perjalanan di Tepi Barat dalam rangka pekerjaan diplomatik dan berkoordinasi dengan Otoritas Palestina serta militer Israel. Peran diplomat sebagai pengamat independen sangat diperlukan dan sama sekali bukan ancaman bagi keamanan Israel," kata Kementerian Luar Negeri Jerman.