Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Negara Peringatkan Israel soal Serangan Terbaru ke Gaza, Siapa Saja?

Pengungsian paksa warga di Jalur Gaza. (Jaber Jehad Badwan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Para pemimpin Inggris, Prancis, dan Kanada mengancam sanksi jika Israel tak hentikan serangan militer di Gaza.
  • Mereka juga akan mencabut bantuan jika serangan dihentikan, dan menentang upaya Israel memperluas permukiman di Tepi Barat.

Jakarta, IDN Times - Para pemimpin Inggris, Prancis, dan Kanada memperingatkan akan mengambil tindakan jika Israel tidak menghentikan serangan militer baru di Gaza. Mereka juga akan mencabut pembatasan bantuan jika serangan dihentikan.

Militer Israel mengumumkan dimulainya operasi baru pada Jumat (16/5/2025) lalu. Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel akan menguasai seluruh Gaza.

Para pakar internasional telah memperingatkan tentang kemungkinan bencana kelaparan.

"Penolakan Pemerintah Israel atas bantuan kemanusiaan penting bagi penduduk sipil tidak dapat diterima dan berisiko melanggar Hukum Kemanusiaan Internasional," kata pernyataan bersama, dilansir dari RFI, Selasa (20/5).

1. Tiga Negara itu juga menentang perluasan permukiman di Tepi Barat

Ketiga pemerintah itu menyatakan, menentang segala upaya Israel untuk memperluas permukiman di Tepi Barat. Jika hal itu dilanggar maka akan dijatuhkan sanksi.

"Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut, termasuk sanksi yang ditargetkan," kata pernyataan bersama tersebut.

Ketiga pemerintah tersebut menambahkan , mereka sangat menentang perluasan operasi militer Israel di Gaza. Ketiganya menegaskan, tingkat penderitaan manusia di Gaza tidak dapat ditoleransi.

"Kami selalu mendukung hak Israel untuk membela warga Israel dari terorisme. Namun, eskalasi ini sama sekali tidak proporsional," kata ketiga pemimpin Barat tersebut dalam pernyataan bersama mereka.

Mereka mengatakan tidak akan tinggal diam saat pemerintah Netanyahu melakukan tindakan mengerikan tersebut.

Para pemimpin Barat juga menyatakan dukungan mereka terhadap upaya yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza. Mereka menyatakan berkomitmen untuk mengakui negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara untuk konflik tersebut.

2. Netanyahu menentang ancaman tersebut

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (DedaSasha, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)

Sebagai tanggapan, Netanyahu mengatakan, para pemimpin di London, Ottawa, dan Paris menawarkan hadiah besar untuk serangan genosida Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Menurutnya, ancaman itu hanya mengundang lebih banyak kekejaman seperti itu.

Ia mengatakan, Israel akan mempertahankan diri dengan cara yang adil hingga kemenangan total tercapai, menegaskan kembali syarat-syarat Israel untuk mengakhiri perang yang mencakup pembebasan sandera yang tersisa dan demiliterisasi Jalur Gaza.

Israel telah memblokir masuknya pasokan medis, makanan, dan bahan bakar ke Gaza sejak awal Maret untuk mencoba menekan Hamas agar membebaskan para sandera yang disandera kelompok militan Palestina tersebut pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok itu menyerang komunitas Israel.

3. Hamas sambut baik pernyataan ketiga negara tersebut

Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)

Hamas menyambut baik pernyataan bersama yang menggambarkan sikap tersebut sebagai langkah penting ke arah yang benar untuk memulihkan prinsip-prinsip hukum internasional.

Perang darat dan udara Israel telah menghancurkan Gaza, menggusur hampir semua penduduknya dan menewaskan lebih dari 53 ribu orang, banyak dari mereka adalah warga sipil, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Perang tersebut dimulai dengan serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana para militan menewaskan sekitar 1.200 orang, termasuk lebih dari 690 warga sipil, dan menyandera 251 orang, menurut penghitungan Israel.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us