Israel Tembaki Ambulans di Jalur Gaza

Jakarta, IDN Times - Pasukan militer Israel dilaporkan menembaki dua ambulans di Jalur Gaza sejak Minggu (3/12/2023) malam. Sebanyak tiga orang terluka akibat insiden itu.
Melansir Al Jazeera, Selasa (5/12/2023), insiden tersebut terjadi di daerah Faluja di Gaza, berdasarkan keterangan dari Bulan Sabit Merah Palestina.
Sekitar dua tenaga medis Bulan Sabit Merah Palestina dan satu orang lainnya terluka akibat serangan itu.
Di hari yang sama, militer Israel juga menyerang sebuah rumah milik keluarga Yordania di Jalur Gaza. Seorang warga Palestina tewas, sedangkan seorang lainnya mengalami luka parah akibat serangan Israel.
1. Jumlah korban tewas di Gaza makin bertambah

Israel melanjutkan serangan ke Jalur Gaza usai tidak memperpanjang gencatan senjata. Akibatnya, jumlah korban tewas di Gaza terus bertambah.
Setidaknya, sejak 7 Oktober 2023, 15.899 orang telah tewas di Gaza. Data ini dirilis oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
"Jumlah korban luka juga bertambah menjadi lebih dari 42 ribu orang, dan 70 persen dari jumlah itu adalah anak-anak dan perempuan," kata Ashraf al-Qedra, juru bicara kementerian tersebut.
2. Israel sengaja menargetkan rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Gaza

Al-Qedra menuding Israel meningkatkan targetnya ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Gaza.
"Israel telah menghancurkan 56 institusi kesehatan, menangkap 35 petugas medis, dan membuat sistem kesehatan di Jalur Gaza lumpuh total," ucap dia.
Al-Qedra juga mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melindungi rumah sakit maupun tim kesehatan dan kemanusiaan, serta menyediakan jalur yang aman untuk masuknya pasokan medis dan bahan bakar serta evakuasi para korban luka di Gaza.
3. WHO diminta Israel kosongkan gudang medis di Gaza selatan

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, WHO diperintahkan oleh Israel agar memindahkan pasokan medis dari dua gudang di Gaza selatan dalam waktu 24 jam.
Pasalnya Israel bakal segera menyerang wilayah tersebut dengan operasi darat, yang bakal berdampak ke dua gudang WHO.
“Kami mengimbau Israel untuk mencabut perintah tersebut dan mengambil segala tindakan yang mungkin untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas kemanusiaan,” kata Tedros.