Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Tuding Roket Islamic Jihad Bunuh Lebih Banyak Warga Sipil Gaza

bendera Palestina (pixabay.com/hosny_salah)
bendera Palestina (pixabay.com/hosny_salah)

Jakarta, IDN Times - Israel mengklaim lebih banyak orang tak bersalah di Gaza tewas oleh roket Islamic Jihad yang gagal menuju wilayah Israel daripada oleh serangan udara Israel selama Operasi Breaking Dawn. Hal ini disampaikan oleh komandan Unit Juru Bicara IDF Brigjen. Ran Kochav pada Senin (8/8/2022). 

Operasi Breaking Dawn berlangsung selama tiga hari terakhir di mana IDF membunuh beberapa perwira tinggi Islamic Jihad. Pada Minggu (7/8/2022) malam waktu setempat, IDF menghancurkan tiga gudang yang digunakan Islamic Jihad untuk menyimpan berbagai senjata.

1. Israel klaim roket Islamic Jihad yang salah sasaran banyak membunuh warga sipil di Gaza

Terlepas dari beberapa orang yang terluka ringan akibat tertimpa puing-puing yang runtuh pada Sabtu (6/8/2022), tidak ada korban Israel yang dilaporkan. Namun, korban sipil yang meninggal dari Palestina dikabarkan meningkat.

Terdapat 35 kematian di mana 26 orang di antaranya adalah orang yang tidak bersalah. Dari 26 korban tewas itu, Israel mengkalim hanya bertanggung jawab atas tewasnya 11 warga sipil, dilansir The Jerussalem Post

Sedangkan 15 korban tewas dari kalangan warga sipilnya disebut merupakan korban dari peluncuran roket oleh Islamic Jihad yang salah sasaran. Belum ada lembaga independen yang melakukan investigasi terkait tuduhan roket Islamic Jihad yang salah sasaran. 

2. Ada 300 roket yang berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome

Beberapa jam sebelum gencatan senjata yang difasilitasi Mesir disepakati, IDF mengatakan bahwa Islamic Jihad Palestina telah meluncurkan 935 roket ke Israel sejak Jumat (5/8/2022). Dari seluruh roket tersebut, 160 roket dikabarkan gagal diluncurkan di Jalur Gaza.

Ada pula 300 roket dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome yang selama ini digunakan militer Israel. Sebagian besar lainnya jatuh di area terbuka, tetapi ada beberapa laporan yang menyatakan roket tersebut jatuh di dekat rumah atau bangunan industri.

Di sisi lain, Perdana Menteri Yair Lapid dan Menteri Pertahanan Benny Gantz mengungkapkan bahwa serangan terhadap para petinggi Islamic Jihad bukan tanpa sebab. Sebelumnya, Islamic Jihad secara terang-terangan mengungkapkan rencana mereka untuk melakukan serangan besar-besaran di Israel.

3. Presiden AS Joe Biden sambut baik gencatan senjata antara Israel dan Islamic Jihad Palestina

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (twitter.com/POTUS)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (twitter.com/POTUS)

Kesepakatan gencatan senjata terjadi setelah Mesir melakukan negosiasi dengan kedua belah pihak. Hal ini bertujuan untuk tak memperparah korban jiwa, terutama dari kalangan warga sipil. 

Presiden AS Joe Biden menyambut baik gencatan senjata antara Israel dan Islamic Jihad Palestina yang berbasis di Gaza. Pada Mei 2021, pemerintahan Biden memainkan lebih banyak peran pendukung dalam upaya gencatan senjata yang dipimpin oleh Mesir.

Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS telah melakukan kontak dengan para pejabat dari Israel, Palestina, Mesir, Qatar dan Yordania untuk mengakhiri pertempuran dengan cepat. Biden juga berterima kasih kepada Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi bersama dengan Emir Qatar Tamim Bin Hamad al-Thani atas peran sentral mereka dalam upaya tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

GMNI Nilai Demo Besar Terjadi karena DPR Lambat Sahkan RUU Krusial

04 Sep 2025, 06:10 WIBNews