Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jerman: Rusia Mungkin Serang Negara NATO pada 2030

bendera Jerman (pexels.com/luna-groothedde)
bendera Jerman (pexels.com/luna-groothedde)

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Federal Jerman (BND), pada Senin (14/10/2024), menyebut Rusia sedang mempersiapkan serangan terhadap NATO pada 2030. Ia memperingatkan bahwa Jerman kemungkinan masuk dalam target serangan Rusia di masa yang akan datang. 

Pada akhir September, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah mengubah doktrin penggunaan senjata nuklir jika diserang menggunakan misil biasa. Langkah ini disebut sebagai peringatan kepada negara-negara Barat untuk tidak mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh. 

1. Klaim Rusia terus meningkatkan kapabilitas militernya

Kepala BND Bruno Kahl mengatakan, Rusia memiliki kapabilitas untuk meningkatkan militernya pada 2030. Ia pun memperingatkan berbagai ancaman Rusia di negara anggota Uni Eropa (UE) maupun NATO. 

"Secara personel dan material, Rusia sepertinya memiliki kapabilitas untuk melancarkan serangan terhadap NATO pada akhir dekade ini. Konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia sudah menjadi opsi bagi Moskow," tutur Kahl, dikutip The Moscow Times.

Di tengah perang Rusia-Ukraina, hubungan Rusia dan NATO terus menegang. Beberapa negara Baltik anggota NATO sudah melihat pelanggaran wilayah udara yang dilakukan oleh pesawat tempur Rusia. 

Sejumlah misil dan drone yang seharusnya diarahkan untuk menyasar teritori Ukraina sudah beberapa kali jatuh di dalam teritori negara anggota NATO, seperti Rumania, Polandia, dan Latvia. 

2. Meningkatnya spionase dan sabotase dari Rusia di Jerman

Pada saat yang sama, Kepala Badan Federal Perlindungan Konstitusi (BfV) Thomas Haldenwang mengatakan, terdapat berbagai ancaman spionase dan sabotase yang diduga dari Rusia di Jerman. 

"Kami masih mengobservasi tindakan agresif sebagai bagian dari aktivitas Badan Intelijen Rusia di Jerman. Aktivitas tersebut sudah memasuki sebuah tingkatan baru dalam beberapa bulan terakhir. Maka dari itu, kita butuh menyadarkan semuanya," terang Haldenwang, dilansir Deutsche Welle

Sementara itu, Presiden Badan Kontraintelijen Militer Jerman (MAD) Martina Rosenberg mengatakan, Militer Jerman (Bundeswehr) sudah menjadi target serangan hybrid dan sabotase dari Rusia.

Ia menyebut ancaman sabotase dan spionase itu dikarenakan dukungan militer Jerman kepada Ukraina. Sebagai informasi, Jerman menjadi negara penyumbang bantuan militer terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS). 

3. Rusia bantah pindahkan infrastruktur militer di dekat perbatasan NATO

Konvoi kendaraan militer Rusia. (facebook.com/mod.mil.rus)
Konvoi kendaraan militer Rusia. (facebook.com/mod.mil.rus)

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, membantah klaim bahwa Rusia telah memindahkan infrastruktur militernya ke arah negara-negara NATO. Ia menolak tuduhan Moskow mengancam negara lain. 

"Mengatakan bahwa militer Rusia memberikan ancaman adalah sebuah kesalahan dan tidak logis, serta berlawanan dengan sejarah. Ini berkaitan dengan konfrontasi yang sudah kita hadapi bersama-sama sekarang," ungkapnya, dilansir Euronews.

Peskov juga memperingatkan ancaman ekskalasi tensi imbas dilangsungkannya latihan militer nuklir NATO bertajuk Steadfast Noon di tengah berlangsungnya pertempuran di Ukraina. 

Latihan militer Steadfast Noon diselenggarakan selama 2 pekan ke depan dan melibatkan berbagai tipe pesawat jet tempur, termasuk pesawat berkapabilitas nuklir. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us

Latest in News

See More

BNI Perkuat Komitmen ESG Lewat Konservasi Orangutan dan Rehabilitasi Hutan

22 Sep 2025, 20:02 WIBNews