Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jumlah Populasi Jepang Menyusut Selama 14 Tahun Berturut-Turut

Potret Shibuya Crossing di Tokyo, Jepang. (pixabay/uniquedesign52)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, pada Senin (14/4/2025), melaporkan bahwa jumlah populasi di negaranya telah menyusut selama 14 tahun berturut-turut. Hal ini terjadi di tengah menuanya masyarakat yang menyumbang porsi terbesar dan menurunnya angka kelahiran.

Total populasi Jepang, termasuk warga negara asing, mencapai 123,8 juta jiwa per Oktober 2024. Angka tersebut turun 550 ribu jiwa atau 0,44 persen dari tahun sebelumnya, dilansir Kyodo News.

1. Jumlah warga negara Jepang turun 0,74 persen dari tahun sebelumnya

Sementara itu, jumlah warga Jepang mencapai 120,3 juta jiwa. Angka ini mencatat penurunan terbesar sepanjang sejarah, yakni 898 ribu jiwa atau 0,74 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah warga negara asing mencapai rekor tertinggi sebesar 3,5 juta jiwa.

Di sisi lain, orang yang berusia 65 tahun atau lebih berjumlah 29,3 persen dari total populasi. Mereka yang berusia 75 tahun atau lebih mencapai 16,8 persen. Jumlah kedua kategori usia tersebut menandai rekor tertinggi.

Ada 13,8 juta orang berusia 15 tahun atau lebih muda, yang merupakan 11,2 persen dari total populasi. Angka tersebut merupakan angka terendah yang pernah tercatat. Jumlah tersebut adalah penurunan paling tajam dalam jumlah warga Negeri Sakura, sejak data pembanding tersedia pada tahun 1950.

2. Jumlah penduduk usia kerja juga mengalami penurunan

Potret stasiun kereta di Tokyo, Jepang. (unsplash.com/HONG FENG)

Laporan juga menunjukkan, penduduk usia kerja atau mereka yang berusia 15 hingga 64 tahun turun 224 ribu orang menjadi 73,73 juta orang atau berjumlah 59,6 persen dari total penduduk.

NHK News melaporkan, di antara 47 prefektur di Jepang, hanya Tokyo dan Saitama yang mengalami peningkatan populasi. Tokyo dan tiga prefektur tetangganya, yakni Kanagawa, Saitama, dan Chiba, mencakup hampir 30 persen dari populasi Jepang. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi.

Prefektur Akita mencatatat penurunan populasi terbesar sebesar 1,87 persen. Lalu, diikuti oleh Aomori dan Iwate. Ketiganya berada di wilayah utara Tohoku.

3. Angka kelahiran Jepang capai rekor terendah pada tahun lalu

Ilustrasi kelahiran bayi. (unsplash/Christian Bowen)

Dilansir Asahi Shimbun, jumlah bayi yang lahir di Jepang, termasuk bayi warga negara asing, turun ke rekor terendah menjadi 720.988 pada 2024. Hal ini menandai penurunan sembilan tahun berturut-turut. Angka kelahiran di Jepang yang menurun tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Menurut statistik vital awal yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pada 27 Februari 2025, jumlah kelahiran pada tahun lalu turun 37.643 atau 5 persen dari angka awal tahun sebelumnya. Perkiraan terendah memproyeksikan bahwa kelahiran tahunan akan turun di bawah 600 ribu pada 2040.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa pasangan yang menikah, dan memiliki anak di usia lanjut telah berkontribusi terhadap penurunan angka kelahiran. Pihaknya juga menilai angka pernikahan telah terdampak secara signifikan oleh pandemik COVID-19 dalam beberapa tahun terakhir.

Disebutkan, jumlah pernikahan yang secara langsung memengaruhi angka kelahiran, mencapai 499.999 pasangan pada 2024. Angka tersebut merupakan yang terendah kedua sejak berakhirnya Perang Dunia II.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us