Kandidat Pro-Rusia Menangkan Pilkada Gagauzia, Moldova

Jakarta, IDN Times - Kandidat dari Partai Shor, Evghenia Gutul resmi memenangkan pemilihan kepala daerah di Gagauzia, Moldova pada Senin (15/5/2023). Ia pun berjanji untuk membuka kantor perwakilan di Moskow, sekaligus meningkatkan kerja sama dengan Rusia.
Sebelum pilkada, Presiden Moldova, Maia Sandu menyatakan penolakan terhadap upaya intervensi Rusia di wilayah otonom tersebut. Tudingan ini didasarkan dari agenda Gubernur Tatarstan, Rustam Minnikhanov ke Gagauzia yang berhasil digagalkan petugas perbatasan pada April lalu.
1. Gutul menyerukan peningkatan relasi dengan Rusia
Gutul mengatakan dalam pidato pertamanya usai memenangkan pilkada Gagauzia putaran kedua. Rencana pertamanya adalah peningkatan hubungan dengan Rusia dan seruan agar tidak adanya konflik di Moldova.
"Kami adalah partai pro-Rusia. Kami ingin melanjutkan hubungan baik dengan Federasi Rusia dan berteman dengan negara lain. Kami tidak menginginkan konflik," papar Gutul, dilansir RFE/RL.
Salah satu aksi pertamanya adalah membuka kantor perwakilan Gagauzia di Moskow dan memulai negosiasi untuk membuka kembali ekspor produk pertanian Moldova ke Rusia. Pasalnya, Moskow sudah melarang masuknya produk pertanian Moldova sejak 2022 terkait regulasi kesehatan.
Gutul diketahui memenangkan pilkada dengan perolehan suara sebesar 52 persen. Ia unggul dari lawannya Grigori Uzun dari Partai Sosialis yang hanya mendapatkan suara 47 persen.
2. Pilkada Gagauzia diwarnai dugaan kecurangan
Pilkada Gagauzia sempat diwarnai insiden penggeledahan oleh Badan Anti-Korupsi Moldova ke kantor Partai Shor. Partai yang dipimpin buronan Ilan Shor tersebut dianggap telah berupaya memenangkan Evghenia Gutul lewat jalur ilegal.
Dilansir Balkan Insight, investigator mengatakan bahwa sejumlah aktivis Partai Shor menawarkan uang sebesar 15 ribu lei (Rp12,5 juta) untuk setiap orang yang dapat meyakinkan 30 orang lain agar memilih Gutul pada pilkada gelombang kedua.
Otoritas menyebut telah menemukan bukti adanya organisir transportasi kepada para pemilih ke tempat pemungutan suara dan memberikan mereka imbalan uang. Selain itu, terdapat bukti bahwa materi pilkada di tempatkan di tempat yang tidak seharusnya dan adanya uang dari organisasi kriminal.
Dalam pencarian itu, otoritas menemukan daftar dan dokumen terkait orang beserta uang yang dibayarkan oleh Partai Shor. Otoritas Moldova juga sudah menyita uang, ponsel, dan sejumlah perangkat berisikan informasi operasi tersebut.
3. Moldova tuding Rusia gratiskan gas ke Transnistria

Menteri Energi Moldova, Victor Parlicov mengatakan bahwa perusahaan gas Rusia, Gazprom masih menyuplai gas alam ke Transnistria secara cuma-cuma. Ia menuding Rusia sengaja memfasilitasi wilayah separatis Moldova tersebut.
"Saya percaya bahwa Rusia secara de factor menyuplai gas alam ke Transnistria secara gratis melebihi prioritasnya, bahkan lebih penting dibandingkan hubungan komersialnya, terkait uang atau kepentingan lainnya," kata Parlicov.
"Anda melihat apa yang Gazprom lakukan ketika meningkatkan hutang Moldova dan mengurangi pasokannya. Namun, terkait hutang Transnistria, Gazprom dasarnya menyediakan suplai gratis dan tidak menerima pembayaran," sambungnya.
Dilaporkan Reuters, Transnistria diketahui memiliki hutang kepada Gazprom sebesar 9 juta dolar AS (Rp133,3 triliun). Jumlah itu melebihi hutang Moldova kepada Gazprom yang hanya sebesar 709 juta dolar AS (Rp10,5 triliun).