Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapal Pasukan Bela Diri Jepang Kibarkan Bendera Matahari Terbit

Bendera Matahari Terbit Jepang. (instagram.com/jmsdf_pr)
Bendera Matahari Terbit Jepang. (instagram.com/jmsdf_pr)

Jakarta, IDN Times - Sebuah kapal perusak dari Pasukan Bela Diri Maritim (MSDF) Jepang, JS Hamagiri, telah tiba di pangkalan Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) di Busan pada Senin (29/5/2023), dengan mengibarkan bendera Matahari Terbit.

Kapal tersebut bertolak ke Korsel guna menghadiri latihan angkatan laut multilateral 'Eastern Endeavour 23', yang dijadwalkan akan berlangsung pada Rabu ini di perairan internasional di dekat Pulau Jeju.

Tidak hanya Jepang, Amerika Serikat (AS), Australia, dan Kanada pun akan turut mengambil bagian pada latihan itu. Latihan yang digelar dalam rangka Pertemuan Politik Tingkat Tinggi Prakarsa Keamanan Proliferasi tersebut, bertujuan untuk memperkuat kemampuan guna melawan proliferasi senjata pemusnah massal (WMD), dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Korsel.

Ini menyoroti akan pentingnya memperkuat rezim nonproliferasi internasional dan mencegah penyebaran WMD, di tengah meningkatnya uji coba rudal nuklir dan balistik Korea Utara (Korut).

1. Bendera Matahari Terbit menjadi panji resmi MSDF

Kapal perang Jepang membawa bendera matahari terbit sebagai lencana resmi mereka, di mana sebelumnya hal ini telah diumumkan oleh Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada.

Pekan lalu, Hamada mengatakan bahwa kapal Jepang tersebut akan menggunakan bendera Matahari Terbit di latihan. Ini berdasarkan undang-undang domestik, yang mengamanatkan bahwa bendera Matahari Terbit harus dikibarkan di kapal MSDF sebagai panji resmi mereka, dilansir Kyodo News.

Sebelumnya, pada 1998 dan 2008 kapal MSDF pernah menggunakan bendera Matahari Terbit dalam acara angkatan laut internasional yang diadakan di Korsel.

2. Respons Korea Selatan

Ilustrasi bendera Korea Selatan. (pexels.com/Mirko Kuzmanovic)
Ilustrasi bendera Korea Selatan. (pexels.com/Mirko Kuzmanovic)

Pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan penggunaan bendera tersebut. Korsel menyebutnya sebagai praktik umum internasional, dikutip dari Yonhap.

Meski begitu, beberapa pihak memandang tindakan Tokyo tersebut sebagai simbol militerisme Jepang di masa lalu. Untuk diketahui, Jepang telah menjajah Semenanjung Korea selama 35 tahun terhitung sejak 1910, dan bendera Matahari Terbit digunakan oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut kekaisaran Jepang hingga akhir Perang Dunia II pada 1945.

3. Tahun 2018, Korsel sempat mempermasalahkan pengibaran bendera Matahari Terbit

Pertemuan PM Jepang Shinzo Abe dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In di sela-sela "35th ASEAN Summit and Related Summits" pada 4 November 2019 di Thailand. (Instagram.com/thebluehouse_kr)
Pertemuan PM Jepang Shinzo Abe dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae In di sela-sela "35th ASEAN Summit and Related Summits" pada 4 November 2019 di Thailand. (Instagram.com/thebluehouse_kr)

Pada 2018, Tokyo memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam acara angkatan laut di Korsel sebagai bentuk protesnya.

Ini terjadi setelah pemerintahan Presiden Moon Jae In saat itu, menegaskan agar Jepang menahan diri untuk tidak mengibarkan bendera Matahari Terbit di kapalnya, KBS World melaporkan. Saat itu, hubungan bilateral kedua negara berada di titik terendah.

Namun, di era pemerintahan Presiden Yoon, Korsel berjanji untuk memperbaiki hubungan dengan tetangganya itu, guna mengatasi ancaman rudal dan nuklir Pyongyang. Titik baliknya yakni pada Maret lalu, Yoon mengusulkan solusi untuk perselisihan antara Seoul dan Tokyo soal kompensasi pekerja masa perang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us