Kebakaran Pusat Perbelanjaan Tewaskan 11 Orang di Pakistan

Jakarta, IDN Times - Bangunan pusat perbelanjaan bernama RJ Mall di kota Karachi, Pakistan, mengalami kebakaran hebat pada Sabtu (25/11/2023). Sedikitnya 11 orang tewas dan 35 lainnya luka-luka.
Bangunan komersial itu terdiri dari enam lantai. Selain sebagai pusat perbelanjaan, bangunan tersebut juga menampung call centers dan perusahaan perangkat lunak.
Ishtiaq Ahmed Khan, kepala petugas pemadam kebakaran (damkar), mengatakan lantai empat adalah tempat yang paling terkena dampaknya. Delapan mobil pemadam dikerahkan untuk mengatasi api.
1. Lebih dari 60 orang berada di dalam gedung saat kebakaran

Wali Kota Karachi, Murtaza Wahab Siddiqui, mengatakan proses pendinganan tetap berlangsung meski api sudah padam.
Dilansir The Guardian, lebih dari 60 orang berada di dalam pusat perbelanjaan tersebut ketika kebakaran terjadi. Kemungkinan sebagian besar adalah pekerja shift malam.
"Petugas penyelamat kami telah membawa 11 jenazah ke rumah sakit sejauh ini," kata Shahid Hussain, juru bicara organisasi layanan penyelamatan Chippa.
Dari 35 orang yang terluka, tujuh di antaranya dalam kondisi serius. Hussain mengatakan, setidaknya 50 orang telah berhasil diselamatkan.
2. Penyebab kebakaran belum jelas
Kobaran api mulai terjadi pada pagi hari di bangunan yang terletak di Jalan Rashid Minhas di Karachi. Itu merupakan kota komersial dan terpadat di Pakistan.
Menurut Al Jazeera, ketika pemadam tiba di lokasi kejadian, sekitar 50 orang berhasil diselamatkan. Tapi masih banyak yang berada di dalam gedung.
Sejauh ini penyebab kebakaran belum jelas. Para pejabat berjanji akan melakukan penyelidikan.
Shahid Hussain mengatakan, api berasal dari korsleting generator dan menyebar hingga melalap dua lantai bangunan.
3. Gedung tidak siap untuk kebakaran

Ahli bedah kepolisian menjelaskan, pemeriksaan visum telah dilakukan terhadap semua korban jiwa. Sembilan jenazah meninggal karena sesak napas dengan luka bakar ringan. Mayat menghitam karena asap dan partikel jelaga ditemukan di hidung mereka.
Dilansir Dawn, Ishtiaq Ahmed menjelaskan, gedung itu tidak memiliki detektor asap, sistem alarm kebakaran dan pintu darurat. Petugasnya disebut kesulitan untuk memasuki gedung karena dipenuhi asap.
Abid Shaikh, kepala layanan penyelamatan pemerintah Sindh, memperkirakan para korban mungkin bisa menyelamatkan diri jika ada pintu darurat. Ini karena sebagian besar korban tewas karena mati lemas.
Meski petugas damkar merespons dalam 15 menit usai kebakaran terjadi, api dengan cepat menyebar hingga lantai enam. Namun yang paling terdampak adalah lantai empat dan lima.