Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Konflik Yaman, PBB Butuh Dana Bantu 16 Juta Korban Perang

Pengungsi akibat konflik Yaman (twitter.com/IOM Yemen)

Jakarta, IDN Times – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membutuhkan 3,9 milliar dolar AS (Rp 55,7 Trilliun) tahun ini untuk membantu 16 juta orang di Yaman yang dilanda konflik. Pejabat untuk urusan kemanusiaan PBB, Ramesh Rajasingham, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu (12/1/2022) bahwa kendala terbesar saat ini adalah pendanaan.

"Saya meminta semua pemberi bantuan untuk mempertahankan dan jika mungkin untuk meningkatkan bantuan mereka tahun ini," kata Rajasingham, dikutip dari France24.

1. Bantuan pendanaan menurun dalam beberapa tahun terakhir

Anak korban perang Yaman (twitter.com/OCHA Yemen)

Rajasingham mengatakan, pendanaan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir di mana tahun lalu hanya didanai sebesar 58 persen. Program Pangan Dunia PBB (WFP) juga pada bulan Desember mengumumkan pemotongan anggaran bantuannya untuk delapan juta orang.

“Program vital lainnya termasuk air, perlindungan dan layanan kesehatan reproduksi, juga terpaksa dikurangi atau ditutup dalam beberapa pekan terakhir karena kekurangan dana,” kata Rajasingham.   

Selain pendanaan, akses kemanusiaan dan keamanan juga tetap menjadi hambatan utama untuk bantuan.

2. Konflik semakin memanas

ilustrasi pistol (IDN Times/Mardya Shakti)

Dilansir Al Jazeera, pada hari Rabu, PBB juga memperingatkan tentang berlanjutnya permusuhan di negara itu dengan mengatakan pihak-pihak yang bertikai telah mempercepat upaya untuk mengklaim kemenangan di medan perang.

Hans Grundberg, utusan Sekjen PBB untuk Yaman, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam konflik berusaha untuk meningkatkan aksi militernya satu sama lain.

“Tujuh tahun perang, kepercayaan yang berlaku dari semua pihak yang bertikai tampaknya yaitu berusaha menimbulkan kerugian yang cukup pada pihak lain akan memaksa mereka untuk tunduk. Namun, tidak ada solusi jangka panjang berkelanjutan yang dapat ditemukan di medan perang,” kata Grundberg.

Dia menambahkan bahwa pihak yang bertikai seharusnya beralih ke meja perundingan bahkan jika mereka tidak siap untuk meletakkan senjata mereka. Negara itu juga tampaknya memasuki siklus eskalasi dengan implikasi menghancurkan yang dapat diprediksi bagi warga sipil dan untuk prospek perdamaian segera.

3. Perang berkecamuk sejak 2014

Ilustrasi penyerangan (IDN Times/Arief Rahmat)

Perang saudara Yaman dimulai pada tahun 2014 ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota Sanaa. Hal itu kemudian mendorong pasukan pimpinan Saudi untuk campur tangan demi membantu pemerintah resmi Yaman pada tahun berikutnya.

PBB memperkirakan perang tersebut telah menewaskan 377.000 orang pada akhir tahun 2021, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kelaparan dan penyakit. PBB juga menggambarkan hal tersebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us