Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kota di Jepang Ini Ingin Warganya Batasi Akses ke Ponsel, Maksimal 2 Jam!

Ilustrasi anak yang sedang bermain ponsel. (unsplash.com/zhenzhong liu)
Ilustrasi anak yang sedang bermain ponsel. (unsplash.com/zhenzhong liu)
Intinya sih...
  • Peraturan baru di Toyoake membatasi penggunaan ponsel pintar hingga 2 jam sehari di luar pekerjaan dan sekolah.
  • Langkah ini bertujuan untuk memastikan anak-anak mendapatkan tidur malam yang baik dan mengatasi kekhawatiran tentang pengaruh paparan teknologi yang berlebihan.
  • Rencana tersebut memicu kritik tajam di media sosial, namun China juga menerapkan aturan serupa untuk mengontrol waktu penggunaan ponsel oleh anak-anak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kota Toyoake di Prefektur Aichi, Jepang, telah merancang peraturan yang membatasi penggunaan ponsel pintar pada warganya. Peraturan ini akan merekomendasikan penggunaan ponsel dua jam sehari di luar pekerjaan dan sekolah.

"Usulan tersebut bertujuan untuk mencegah penggunaan perangkat berlebihan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental, termasuk masalah tidur," kata Wali Kota Toyoake Masafumi Koki dalam sebuah pernyataan pada Jumat (22/8/2025), dikutip dari The Japan Times.

Jika disahkan, peraturan tersebut akan mulai berlaku pada 1 Oktober. Namun, bersifat tidak mengikat dan tidak ada sanksi bagi pelanggarnya.

1. Toyoake ingin memastikan anak-anak mendapat tidur yang cukup

Menurut pemerintah kota, aturan baru ini akan menjadi peraturan daerah pertama di Jepang yang membatasi penggunaan ponsel pintar dan perangkat elektronik lainnya.

Peraturan daerah tersebut ingin memastikan anak-anak mendapatkan tidur malam yang baik. Juga, mengimbau siswa SD untuk tidak menggunakan ponsel pintar setelah pukul 9 malam dan siswa SMP dan SMA untuk meletakkan ponsel mereka sebelum pukul 10 malam.

Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran mengenai pengaruh paparan teknologi yang berlebihan, di mana penggunaan media sosial dan streaming video yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kehidupan keluarga. Meski begitu, pihaknya tidak menampik bahwa telepon pintar, komputer pribadi, dan tablet merupakan kebutuhan, dilansir Kyodo News.

2. Rencana yang memicu kritik tajam

Ilustrasi anak-anak. (unsplash.com/note thanun)
Ilustrasi anak-anak. (unsplash.com/note thanun)

Nantinya, kota akan bekerja sama dengan sekolah dan orang tua untuk mempromosikan penggunaan perangkat elektronik yang sehat. Usulan tersebut memicu reaksi keras di media sosial, dengan banyak menyebut langkah tersebut tidak realistis. Beberapa diantaranya mengatakan penggunaan ponsel pintar seharusnya menjadi keputusan yang dibuat sendiri oleh keluarga.

"Saya mengerti niat mereka, tetapi batas dua jam tidak mungkin," kata seorang pengguna di platform media sosial X.

Sementara yang lain mengatakan bahwa waktu dua jam bahkan tidak cukup untuk membaca buku atau menonton film di telepon pintar mereka.

Menurut Badan Anak-anak dan Keluarga, rata-rata remaja Jepang menghabiskan waktu di depan layar ponsel setidaknya lebih dari lima jam sehari pada hari kerja.

3. China juga menerapkan aturan serupa

Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/Arthur Wang)
Ilustrasi bendera China. (unsplash.com/Arthur Wang)

Ini bukan pertama kalinya pemerintah daerah Jepang mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekhawatiran tentang waktu penggunaan ponsel yang berlebihan.

Pada 2020, Prefektur Kagawa mengesahkan peraturan serupa yang menetapkan batas harian penggunaan video game selama 60 menit pada hari kerja kerja dan 90 menit pada akhir pekan untuk anak di bawah umur. Serta, jam malam untuk penggunaan ponsel di malam hari. Namun, aturan itu tidak mengikat dan bergantung pada orang tua untuk menegakkannya.

Selain Jepang, China juga menjadi negara yang mengontrol berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak pada perangkat seluler. Pada 2023, Administrasi Siber China (CAC) mengatakan pihaknya menginginkan penyedia perangkat pintar untuk memperkenalkan apa yang disebut 'mode minor' bawaan yang akan membatasi waktu layar harian hingga maksimum dua jam sehari, tergantung pada kelompok usia.

Hal ini tidak hanya akan membatasi waktu menonton layar ponsel, tetapi juga menghentikan mereka yang berusia di bawah 18 tahun mengakses internet antara pukul 10 malam-6 pagi. Pihak berwenang China khawatir tentang banyaknya anak muda yang kecanduan intenet dan menjadi rabun jauh, BBC melaporkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us