Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ponsel Pengacara Trump Disadap Peretas Asal China

Donald Trump memberikan pidato usai memenangkan pemiu di Amerika Serikat. (youtube.com/Fox Business)
Intinya sih...
  • FBI melaporkan adanya aksi penyadapan terhadap ponsel pengacara Trump oleh peretas China.
  • Peretasan tidak langsung berdampak pada Trump, hanya merekam interaksi pengacara dengan keluarga.
  • Tindakan peretasan juga dialami oleh pengacara Trump lainnya dan FBI sedang menyelidiki kasus ini.

Jakarta, IDN Times - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) atau FBI melaporkan adanya aksi penyadapan terhadap ponsel (handphone) salah satu pengacara Presiden terpilih AS, Donald Trump. Peretasan diduga dilakukan peretas dari China.

Dilansir ANTARA, pengacara yang disadap itu adalah Todd Blanche. Peretas menyadap rekaman suara dan pesan teks dari ponsel Blanche.

1. Tak berdampak langsung pada Trump

Capres dari Partai Republik, Donald Trump berkampanye dilindungi kaca antipeluru. (dok. X @RealDonaldTrump)
Capres dari Partai Republik, Donald Trump berkampanye dilindungi kaca antipeluru. (dok. X @RealDonaldTrump)

Meski begitu, peretasan itu tak berdampak langsung terhadap Donald Trump. Sebab, pesan dan rekaman suara yang disadap adalah interaksi Blanche dengan keluarga.

Namun, akibat perbuatan peretas asal China itu, Blanche terpaksa mengganti nomor ponselnya.

2. Pengacara lain juga disadap

Donald Trump dengan slogannya, "Make America Great Again".

Blanche merupakan pengacara Trump kedua yang mengalami peretasan. Upaya serupa juga pernah dialami, Lindsey Halligan.

Berdasarkan laporan CNN, ponsel milik Lindsey Halligan disadap sebuah kelompok dari Iran.

3. Peretas China sasar kandidat Partai Republik

Presiden China, Xi Jinping. (x.com/SpokespersonCHN)

Berdasarkan informasi yang disampaikan The New York Times, peretas China diduga memiliki akses ke telepon para kandidat dari Partai Republik.

Pada akhir Oktober, FBI menyatakan sedang menyelidiki penyadapan alat telekomunikasi oleh sejumlah individu yang diduga memiliki hubungan dengan Beijing.

Namun, pemerintah China menyatakan secara tegas menentang dan memerangi serangan dan pencurian siber dalam bentuk apa pun. Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China pernah menyebut AS sebagai ‘kerajaan peretas’ dan ‘negara penguntit’ terbesar di dunia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us