Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Salah Kirim Jenazah, Israel Tuding Hamas Langgar Gencatan Senjata

Potret situasi di Gaza, dampak dari operasi militer Israel yang semakin intensif sejak pihaknya melancarkan serangan di wilayah kantong tersebut pada 7 Oktober 2023. (x.com/antonioguterres)
Potret situasi di Gaza, dampak dari operasi militer Israel yang semakin intensif sejak pihaknya melancarkan serangan di wilayah kantong tersebut pada 7 Oktober 2023. (x.com/antonioguterres)
Intinya sih...
  • Tekanan politik dalam negeri Israel
  • Hamas bantah tuduhan, serangan Israel jadi sebabnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketegangan kembali membara di Gaza setelah Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan menyerahkan jenazah yang ternyata bukan milik sandera baru. Tuduhan itu muncul setelah Hamas, pada Senin (27/10/2025) malam, mengembalikan potongan tubuh yang diklaim sebagai salah satu dari 28 jasad sandera yang dijanjikan di bawah kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat.

Namun, hasil pemeriksaan forensik Israel mengungkap fakta mengejutkan. Menurut pernyataan resmi dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sisa tubuh tersebut ternyata milik Ofir Tzarfati, sandera yang sudah dikembalikan sekitar dua tahun lalu dalam operasi militer.

Netanyahu langsung menuding Hamas melakukan pelanggaran jelas terhadap kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober. Israel kini menyiapkan langkah balasan, termasuk rencana menggelar pertemuan keamanan tingkat tinggi untuk membahas respons terhadap tindakan Hamas.

1. Tekanan politik dalam negeri Israel

Kemarahan juga datang dari keluarga para sandera. Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang mendesak pemerintah Israel agar tidak membiarkan pelanggaran ini berlalu tanpa konsekuensi.

“Pemerintah tidak boleh mengabaikan pelanggaran berat ini. Hamas telah menipu mediator internasional dan menghina keluarga korban,” ujar perwakilan kelompok tersebut dalam pernyataan resmi, dilansir dari France24, Selasa (28/10/2025).

Insiden ini terjadi saat dunia tengah berharap gencatan senjata bisa memperlambat spiral kekerasan di Gaza yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa sejak Oktober tahun lalu.

2. Hamas bantah tuduhan, serangan Israel jadi sebabnya

peringatan 25 tahun Hamas di Gaza pada 2012 (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)
peringatan 25 tahun Hamas di Gaza pada 2012 (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)

Dari sisi lain, Hamas menolak tuduhan bahwa mereka dengan sengaja menyerahkan jenazah yang salah. Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan, kelompoknya tidak mengetahui lokasi semua jasad sandera karena banyak area di Gaza telah hancur akibat serangan Israel selama dua tahun terakhir.

“Pernyataan bahwa kami tahu lokasi semua jasad itu tidak benar. Kami berkomitmen untuk menyerahkan mereka sesegera mungkin,” ujar Qassem dalam pernyataannya, Senin malam.

Menurut Hamas, proses pengembalian jenazah sangat rumit karena sebagian besar area penyimpanan dan catatan identitas hancur dalam serangan udara. Qassem menegaskan, kelompoknya tetap berpegang pada kesepakatan gencatan senjata dan akan melanjutkan proses pengembalian sesuai kesepakatan.

Sejauh ini, Hamas telah menyerahkan 20 sandera hidup kepada Israel sesuai perjanjian, sementara sisanya termasuk jenazah masih dalam proses identifikasi dan pengembalian.

Namun, insiden terbaru ini kembali menimbulkan ketegangan di tengah upaya diplomatik internasional yang terus berlanjut untuk menjaga stabilitas gencatan senjata.

3. Korban terus bertambah walaupun ada gencatan senjata

pengeboman Kota Gaza
pengeboman Kota Gaza (unsplash.com/Mohammed Ibrahim)

Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 menjadi titik awal konflik yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir. Menurut data resmi Israel, serangan itu menewaskan 1.221 orang, sebagian besar warga sipil.

Sebagai balasan, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 68.531 orang, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui oleh PBB sebagai sumber data yang kredibel.

Meski gencatan senjata diberlakukan awal Oktober 2025, angka korban terus meningkat karena proses evakuasi yang lambat dan penemuan jenazah baru di bawah reruntuhan bangunan.

Selain itu, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan 94 warga Gaza tewas akibat tembakan Israel sejak perjanjian gencatan diumumkan. Angka ini menunjukkan betapa rapuhnya perjanjian damai di wilayah yang terus diguncang konflik bersenjata itu.

Di tengah kondisi tersebut, dunia internasional menyerukan agar kedua pihak menghormati kesepakatan dan kembali ke meja perundingan untuk memastikan gencatan senjata yang berkelanjutan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Salah Kirim Jenazah, Israel Tuding Hamas Langgar Gencatan Senjata

29 Okt 2025, 00:11 WIBNews