Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kunjungan ke Doha, Menlu RI Bahas Taliban dan Ukraina

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, pada Forum Menteri tentang Kerjasama di Indopasifik. (twitter.com/Menlu_RI)
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, pada Forum Menteri tentang Kerjasama di Indopasifik. (twitter.com/Menlu_RI)

Jakarta, IDN Times – Menteri luar negeri Retno Marsudi membahas isu terkait Taliban dan Ukraina ketika mengunjungi Doha, Qatar pada Minggu (27/3/2022). Terkait dengan Afghanistan, Retno mengatakan bahwa prioritas utama Indonesia adalah terciptanya Afghanistan yang aman, damai, dan sejahtera bagi rakyatnya.

“Untuk tujuan tersebut, kita terus melakukan engagement dengan seluruh pihak, dan mencoba terus menjalankan posisi sebagai bridge-builder,” kata Retno dalam pernyataan yang diterima IDN Times, Senin.

Ia juga menekankan bahwa peran yang selama ini dimainkan Indonesia sangat dihargai oleh dunia. “Banyak sekali para pihak yang mengajukan pertemuan dengan Indonesia, dengan saya di Doha khusus untuk membahas isu Afghanistan,” kata Retno.

1. Teken letter of intent soal bantuan bagi Afghanistan

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika memberikan briefing (Dokumentasi Kementerian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika memberikan briefing (Dokumentasi Kementerian Luar Negeri)

Retno juga mengatakan bahwa kemarin ia bersama dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani telah menandatangani letter of intent (LoI) tentang pemberian bantuan kemanusiaan dan pembangunan bagi rakyat Afghanistan.

Menurut Retno, LoI tersebut menunjukkan komitmen kedua negara untuk terus membantu rakyat Afghanistan, terutama di bidang pendidikan dan capacity building termasuk untuk kaum perempuan dan anak-anak di Afghanistan.

“Bantuan yang didesain untuk jangka panjang ini terdiri dari beasiswa untuk perguruan tinggi untuk mahasiswa Afghanistan, khususnya perempuan, pelatihan vokasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat Afghanistan, dan penyelenggaraan dialog mengenai peran perempuan di Afghanistan,” ungkap Retno.

2. Pertemuan informal dengan Taliban

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I pada Januari 2021 lalu. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I pada Januari 2021 lalu. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Retno juga mengatakan bahwa dalam kunjungannya ke Doha kali ini, ia bersama dengan Asisten Menlu Qatar Lolwah binti Rashid Al Khater, melakukan pertemuan informal dengan Amir Khan Muttaqi dari Taliban.

Dalam pertemuan, Retno mengatakan ia menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk menciptakan stabilitas, perdamaian dan kemakmuran di Afghanistan. Ia juga menyampaikan dalam pertemuan Taliban bersama Qatar, bahwa Indonesia telah menandatangani LoI mengenai kesediaan kedua negara memberikan beasiswa dan capacity building bagi semua.

“For all, tentunya dengan memberikan perhatian besar pada perempuan,” kata Retno.

3. Pendidikan perempuan sangat penting bagi masa depan Afghanistan

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, dalam Pertemuan Menteri Teringkat Tinggi di Genewa, Swiss (Twitter/Menlu_RI)
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, dalam Pertemuan Menteri Teringkat Tinggi di Genewa, Swiss (Twitter/Menlu_RI)

Dalam pertemuan tersebut, Retno juga menyampaikan concern Indonesia atas kebijakan penutupan akses terhadap sekolah tingkat atas bagi perempuan di Afghanistan. Retno mengatakan ia menegaskan bahwa pendidikan perempuan sangat penting bagi masa depan Afghanistan.

Selain masalah pendidikan, Retno mengatakan isu lain yang dibahas adalah mengenai situasi kemanusiaan. Retno mengatakan, di dalam tanggapannya, pihak Taliban menyambut baik tawaran bantuan dari Indonesia dan Qatar untuk pendidikan dan capacity building.

“Detail implementasi akan ditindaklanjuti pada kesempatan pertama,” katanya.

Terkait dengan Isu Ukraina, Retno menyebut dirinya berkesempatan bertemu dengan Wakil Menlu Ukraina Emine Dzhaparova. Di mana fokus bahasan mereka lebih kepada situasi kemanusiaan di Ukraina yang menurutnya sangat mengkhawatirkan.

Retno mengatakan jika perang terus berlanjut, sudah dapat dipastikan situasi kemanusiaan akan semakin memburuk.

“Dan mempertimbangkan adanya kondisi kemanusiaan yang mendesak, Indonesia akan mempertimbangkan secara positif untuk memberikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Ukraina,” katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us