Kunjungi Kantor IDN, IYDF 2025 Belajar Self-Branding untuk Media

- Peran media dalam demokrasi - Uni Lubis menjelaskan peran media dalam demokrasi di Indonesia dan tantangan yang dihadapi media mainstream.
- Self-branding bagi politisi muda - Uni Lubis menyarankan politisi muda untuk gigih dalam menyuarakan pendapatnya tanpa adanya dilihat afiliasi partainya.
- Apa itu Indonesia Youth Democracy Forum? - Forum diskusi bagi pemimpin muda dan pegiat masyarakat sipil untuk bertukar pikiran tentang tantangan dan masa depan demokrasi di Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Markas besar IDN kedatangan tamu spesial pada Selasa (11/11/2025). Para anggota dari Indonesia Youth Diplomacy Forum (IYDF) 2025 datang berkunjung dan berbincang tentang media bersama Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis.
Dalam kesempatan ini, ada sekitar 13 anak muda yang datang, berasal dari berbagai partai politik dan organisasi demokrasi di Indonesia. Mereka diberi kesempatan untuk mengetahui cara kerja media, mulai dari pencarian berita, hingga pemberitaan khas IDN Times.
Pertemuan berlangsung seru dengan cerita pengalaman dari Uni Lubis dan juga masukan. Para peserta juga diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab yang menambah wawasan mengenai cara kerja media, khususnya IDN Times, peran media dalam demokrasi dan lain sebagainya.
1. Peran media dalam demokrasi

Dalam kesempatan ini, Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis menjelaskan bagaimana peran media dalam demokrasi di Indonesia, juga tantangan yang dihadapi media mainstream saat ini. Walaupun sedang ada krisis kepercayaan kepada media mainstream, namun peran media arus utama tetap penting bagi demokrasi Indonesia.
“Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana media mainstream dapat beradaptasi dengan gempuran teknologi saat ini, tren saat ini. Peran media mainstream tetap penting, karena kita memiliki akses untuk melakukan cek fakta langsung,” kata Uni Lubis di kantor IDN HQ, Jakarta.
Uni Lubis menambahkan, saat ini media sosial menjadi platform yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan seseorang. Meski demikian, media sosial dapat dijadikan sarana berkampanye, seperti yang dilakukan Wali Kota baru New York, Zohran Mamdani.
Walaupun media sosial kerap dianggap sebagai ‘saingan’ media arus utama, namun tak bisa dipungkiri dampak media sosial sangat besar. Karenanya, media mainstream diharuskan dapat beradaptasi, bahkan menjadikan media sosial sebagai salah satu alatnya untuk memberikan informasi yang aktual dan berdasarkan fakta kepada para pembaca.
2. Self-branding bagi politisi muda

Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta bertanya mengenai adanya bias kepada politisi dari partai, yang kerap dianggap pemikirannya karena sebagai ‘anak buah’ dari partai tersebut. Ia bertanya bagaimana politisi muda dapat bersuara tanpa adanya dilihat afiliasi partainya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Uni Lubis menyarankan agar politisi tersebut gigih dalam menyuarakan pendapatnya.
“Saran saya persistent. Karena kita tidak bisa menghapus bias, tapi harus secara konsisten mencari suatu hal yang baik, supaya bisa mengikis bias ini,” kata Uni Lubis.
Menurutnya, konsisten akan hal yang baik harus terus dilakukan agar menarik perhatian masyarakat, sehingga dilihat sebagai diri politisi itu sendiri, tanpa melihat latar belakang politiknya.
3. Apa itu Indonesia Youth Democracy Forum?

Indonesia Youth Democracy Forum merupakan forum diskusi bagi para pemimpin muda dan pegiat masyarakat sipil untuk bertukar pikiran tentang tantangan dan masa depan demokrasi di Indonesia. Forum ini membahas isu-isu seperti biaya politik, sistem partai, dan partisipasi publik untuk merumuskan aspirasi yang akan disampaikan kepada pemerintah, dengan fokus pada reformasi pemilu demi mewujudkan perwakilan yang akuntabel dan kepemimpinan yang kompeten.
Forum yang digagas Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) ini sudah memasuki tahun ketiga. Forum ini bertujuan untuk mendorong reformasi pemilu dan partai politik untuk menghasilkan representasi yang akuntabel dan kepemimpinan yang kompeten.
Para pesertanya merupaka politisi muda dan pegiat masyarakat sipil dari berbagai daerah dan latar belakang. Mereka membahas banyak hal mengenai politik dan demokrasi di Indonesia.


















