Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Langgar Kesejahteraan Hewan, Islandia Tangguhkan Perburuan Paus 

Paus. (Unsplash.com/Farzn Dehbashi)
Paus. (Unsplash.com/Farzn Dehbashi)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Islandia, pada Selasa (20/6/2023), mengumumkan penangguhan perburuan ikan paus hingga 31 Agustus 2023 karena dianggap telah melanggar kesejahteraan hewan. Perburuan paus sirip di Islandia sempat ditangguhkan pada 1986 dan dilanjutkan kembali pada 2006.

Islandia selama berabad-abad sangat bergantung pada penangkapan ikan dan perburuan paus. Namun, dalam dua dekade terakhir industri pariwisata di negara itu, termasuk wisata mengamati paus telah berkembang, memicu kepentingan yang berbeda.

1. Proses perburuan paus yang terlalu lama melanggar aturan

Paus. (Unsplash.com/Mike Doherty)
Paus. (Unsplash.com/Mike Doherty)

Sebelumnya, Otoritas Pangan dan Hewan Islandia merilis laporan bahwa membunuh paus membutuhkan waktu lebih lama dari yang diizinkan oleh undang-undang tentang kesejahteraan hewan. Video yang diperoleh otoritas itu menunjukkan paus diburu selama lima jam.

"Saya telah memutuskan untuk menangguhkan semua operasi perburuan paus. Kegiatan ini tidak bisa berlanjut ke depan jika pihak berwenang dan pemegang izin tidak bisa memastikan terpenuhinya syarat kesejahteraan,” kata Menteri Pangan, Pertanian, dan Perikanan Svandis Svavarsdottir, dikutip dari Reuters.

Svavarsdottir mengatakan, pembatasan lebih lanjut mengenai perburuan paus di masa depan akan dibahas dengan meminta pendapat para ahli dan pemegang izin perburuan paus.

2. Kelompok hak asasi hewan dan pencinta lingkungan mengecam perburuan paus

Paus. (Unsplash.com/Mike Doherty)
Paus. (Unsplash.com/Mike Doherty)

Islandia, Norwegia, dan Jepang adalah negara di dunia yang masih mengizinkan perburuan paus, dilansir France 24. 

"Tidak ada cara yang manusiawi untuk membunuh ikan paus di laut, jadi kami mendesak menteri untuk membuat larangan ini permanen," kata Ruud Tombrock, direktur eksekutif Humane Society International untuk Eropa.

"Paus sudah menghadapi begitu banyak ancaman serius di lautan dari polusi, perubahan iklim, terjerat jaring ikan dan pemogokan kapal, sehingga mengakhiri perburuan paus komersial yang kejam adalah satu-satunya kesimpulan etis," tambah Tombrock.

Robert Read, kepala Sea Shepherd Inggris, mengatakan keputusan itu juga merupakan pukulan besar bagi negara pemburu paus lainnya.

"Jika perburuan paus tidak bisa dilakukan secara manusiawi di sini, maka tidak bisa dilakukan di mana pun. Paus adalah arsitek lautan. Mereka membantu meningkatkan keanekaragaman hayati, membantu melawan perubahan iklim dengan mempengaruhi proses siklus karbon," ujarnya.

Jepang merupakan pasar terbesar untuk daging paus. Negara Asia itu melanjutkan perburuan paus komersial pada 2019 setelah dihentikan selama tiga dekade, yang secara drastis mengurangi kebutuhan impor dari Islandia.

3. Hanya tersisa satu perusahaan pemburu paus

Paus. (Unsplash.com/Todd Cravens)
Paus. (Unsplash.com/Todd Cravens)

Saat ini, di Islandia hanya tersisa satu perusahaan perburuan paus, yaitu Hvalur. Adapun izin perburuannya akan berakhir tahun ini.

Musim perburuan paus di Islandia mulai berlangsung dari pertengahan Juni hingga pertengahan September, dan Hvalur diragukan dapat melaut pada akhir musim.

Perusahaan lain telah mengakhiri perburuan untuk selamanya pada 2020 karena praktik tersebut tidak lagi menguntungkan.

Islandia mengizinkan kuota tahunan pembunuhan paus sirip sebanyak 209 ekor dan 217 ekor paus minke. Namun, hasil tangkapan telah turun drastis dalam beberapa tahun terakhir karena pasar daging paus yang menyusut.

Pertentangan terhadap perburuan paus semakin meningkat di Islandia berdasarkan survei yang dirilis pada awal Juni. Jajak pendapat menunjukkan bahwa 51 persen orang Islandia menentang perburuan, dibanding 29 persen mendukung, banyak orang berusia 60-an yang paling mendukung perburuan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us