Lithuania Minta NATO Perkuat Pertahanan Udara, Ancaman Rusia?

- Pertahanan udara bukan hanya tanggung jawab Lithuania, tapi juga NATO.
- Drone yang masuk Lithuania membawa alat peledak dari Belarus.
- Intelijen Lithuania memperingatkan Rusia akan lanjutkan sabotase di negaranya.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Lithuania Kęstutis Budrys pada Selasa (5/8/2025), meminta NATO untuk memperkuat pertahanan udara di negara-negara Baltik setelah masuknya drone Rusia di negaranya.
“Masuknya drone Rusia ke dalam teritori Lithuania adalah bagian dari sikap buruk Rusia. Ini adalah sebuah sinyal peringatan ancaman merembetnya agresi Rusia di Ukraina mulai masuk ke teritori NATO,” ungkapnya, dikutip dari Kyiv Post.
Sebulan lalu, Lithuania sudah merencanakan pembangunan tembok drone di berbagai infrastruktur penting, meliputi jaringan listrik, sistem komunikasi, dan lainnya.
1. Sebut pertahanan udara bukan hanya tanggung jawab Lithuania
Budrys mengungkapkan bahwa penguatan pertahanan udara di kawasan Baltik bukan hanya tanggung jawab Lithuania. NATO harus ikut melindungi wilayah udara di Baltik.
“Insiden semacam ini akan terus berlanjut selama perang Rusia di Ukraina masih berlangsung. Ini berarti kita harus bertindak. Kami menilai ini adalah ancaman baru bagi NATO. Ini tidak hanya masalah wilayah udara Lithuania, tapi ini wilayah udara NATO,” terangnya, dilansir dari Politico.
Menurutnya, Belarus juga punya tanggung jawab meminimalisir potensi kerusakan di negaranya. Vilnius berencana mendesak Minsk secara politik dan akan menerapkan sejumlah kebijakan.
2. Ditemukan alat peledak di dalam drone yang masuk Lithuania
Jaksa Agung Lithuania, Nida Grunskiene mengatakan, drone yang jatuh di fasilitas militer Gaiziunai itu masuk dari teritori Belarus. Berdasarkan investigasi, drone tersebut membawa alat peledak.
“Hasil pengujian drone menunjukkan bahwa drone ini membawa alat peledak yang berhasil dinetralisir oleh petugas keamanan Lithuania. Drone tersebut termasuk tipe Gerbera yang digunakan untuk serangan dan pengintai,” tuturnya, dikutip dari LRT.
Kepala Staf Angkatan Udara Lithuania, Kolonel Dainius Paskevicius menyebut, alat peledak di dalam drone tersebut mencapai 2 kg. Setelah dinetralisir komponen alat peledak tersebut akan diuji forensik.
Insiden pekan lalu menjadi yang kedua dalam beberapa pekan terakhir. Pada 10 Juli, Vilnius sudah mengidentifikasi masuknya drone ke dalam teritori Belarus.
3. Intelijen Lithuania sebut Rusia akan lanjutkan sabotase
Kepala Badan Keamanan Lithuania (VSD), Remigijus Bridikis memperingatkan bahwa Rusia masih akan mengadakan sabotase, seperti vandalisme dan pembakaran di negaranya.
“Ini bukan etnisitas atau ideologi yang mendorong aksi kriminalitas dari negara lain. Pendorong utama aksi ini adalah finansial. Ini adalah alasan yang sederhana dan umum untuk mendapatkan uang dengan mudah,” tuturnya.
Warga Lithuania diperingatkan agar tidak menerima tawaran dari operasi sabotase dan disarankan tidak bepergian ke Rusia dan Belarus dengan masalah keamanan.