Menhan Prancis Sambut Baik Niat RI Mau Tambah Beli Jet Rafale

- Indonesia membeli 42 jet tempur Rafale dari Prancis, dengan nilai kontrak pembelian 6 jet mencapai Rp15,7 triliun.
- Selain pesawat, Indonesia juga memesan kapal selam Scorpene dari Prancis, yang saat ini masih dalam tahap desain.
Jakarta, IDN Times - Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Sébastien Lecornu meneken Letter of Intent (LOI) dengan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin di Istana Kepresidenan pada 28 Mei 2025. Di dalam akun media sosialnya, Lecornu mengumumkan keinginan Indonesia soal penambahan pembelian jet tempur Rafale. Indonesia sebelumnya sudah memesan 42 unit jet tempur Rafale.
"Indonesia tegaskan keyakinannya pada keunggulan industri pertahanan Prancis!" tulis Lecornu, dikutip Sabtu (31/5/2025).
Selain Rafale, Prancis juga menyebut adanya keinginan dari Indonesia untuk menambah pembelian kapal selam Scorpene dan meriam Caesar.
"Menhan Sébastien Lecornu menandatangani surat pernyataan kehendak (LOI) dengan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin tentang pembelian yang akan datang pesawat Rafale tambahan dari Dassault Aviation, fregat ringan dan kapal selam Scorpene tambahan dari Naval Group, meriam Caesar tambahan dan amunisinya dari KNDS France," kata dia.
Ia pun mengapresiasi kebijakan Pemerintah Indonesia yang mempercayakan pembelian sejumlah alutsista kepada perusahaan Prancis.
"Terima kasih kepada mitra kami Indonesia atas kepercayaan ini. Hal ini menunjukkan keunggulan alutsista Prancis dan komitmen kami untuk menjalin kemitraan jangka panjang yang menguntungkan bagi industri pertahanan lokal," tutur dia.
IDN Times sudah berupaya mengonfirmasi kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) soal niat penambahan pembelian sejumlah alutsista itu, tetapi belum direspons. Meskipun Menhan Sjafrie sudah sempat membocorkan pada 27 Mei 2025 lalu, ia akan meneken LOI dengan Menhan Lecornu mengenai pembelian sejumlah alutsista.
1. Enam jet tempur pertama Rafale tiba di Indonesia pada 2026

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Tonny Harjono mengatakan, Indonesia mulai menerima jet tempur buatan Prancis, Rafale pada 2026. Ia menyebut, pada tahun depan akan ada enam jet tempur dari 42 unit yang dipesan. Jet tempur itu akan tiba secara bertahap.
Tiga jet tempur, kata Tonny, akan tiba pada Februari 2026. Lalu, sekitar Mei 2026 tiba tiga unit jet tempur lainnya.
"Di tahun depan, sekitar Februari atau Maret, kita sudah mulai datang pesawat Rafale, tiga pesawat. Tiga bulan kemudian, tiba lagi tiga unit pesawat lainnya. Jadi, di pertengahan tahun depan nanti, kita sudah punya enam pesawat Rafale," ujar Tonny di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, 3 Februari 2025.
Ia menambahkan, enam jet tempur Rafale itu akan ditempatkan di Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru, Riau. Hal itu lantaran TNI AU sudah membangun simulator hingga hanggar di Lanud Rusmin Nuryadin.
"Kami laksanakan di Pekanbaru, karena memang nanti homebase-nya akan ada di sana. Di Pekanbaru, kami sudah membangun simulator, kemudian hanggar-hanggar yang kami bilang smart building. Kemudian, fasilitas-fasilitas penerbangan di sana pun kami perbaiki. Sistem logistik juga sedang berproses dibangun. Demikian juga software, piranti lunak sudah kami siapkan. Sekarang, masih disiapkan oleh Asrena," tutur dia.
2. TNI AU sudah pilih anggota untuk terbangkan jet tempur Rafale

Tonny mengatakan, TNI AU akan terus menyiapkan kemampuan personel, termasuk anggota yang menerbangkan jet tempur buatan Prancis itu. Personel TNI AU tersebut akan menjalani pendidikan calon penerbang pesawat Rafale.
"Tentunya dilihat dari berbagai background penugasan di pesawat-pesawat yang sekarang kita punya," kata Tonny.
Totalnya, Indonesia memesan 42 unit jet tempur Rafale kepada Prancis. Mantan juru bicara Kemenhan, Dahnil Anzar mengatakan, nilai kontrak untuk pembelian enam jet tempur Rafale itu mencapai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp15,7 triliun.
3. Indonesia sudah pesan dua unit kapal selam Scorpene

Indonesia juga sudah memesan dua unit kapal selam buatan Prancis, Scorpene. Namun, pembuatannya dilakukan bersama dengan Prancis.
Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod menyebut, sekarang ini pembuatan kapal selam Scorpene bersama perusahaan asal Prancis, Naval Group memasuki tahap penyusunan desain.
"Secara (pengerjaan) fisik belum, karena untuk desain saja kita membutuhkan waktu yang cukup lama bekerja sama dengan Prancis," kata Kaharuddin di UGM, Sleman, DIY, pada September 2024.
Dia berharap pembangunan struktur badan kapal bisa dimulai setelah prosesi pemotongan pelat pertama atau first steel cutting tahun depan.
"Mudah-mudahan tahun depan pemotongan pelat pertama sudah bisa dilakukan," ucapnya.