Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KSAU: Enam Jet Tempur Rafale Tiba di Indonesia Pertengahan 2026

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), M. Tonny Harjono di Markas TNI AU, Cilangkap. (www.instagram.com/@militer.udara)
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), M. Tonny Harjono di Markas TNI AU, Cilangkap. (www.instagram.com/@militer.udara)
Intinya sih...
  • Pesawat tempur Rafale Prancis tiba pada 2026, dengan enam unit tiba secara bertahap.
  • TNI AU akan menempatkan keenam jet tempur Rafale di Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru, Riau.
  • Indonesia memesan dua unit pesawat angkut Airbus A400M yang akan tiba pada November 2025 dan ditempatkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Tonny Harjono mengatakan Indonesia mulai menerima jet tempur buatan Prancis, Rafale pada 2026. Ia menyebut pada tahun depan akan ada enam jet tempur dari 42 unit yang dipesan. Jet tempur itu akan tiba secara bertahap. 

Tiga jet tempur, kata Tonny, akan tiba pada Februari 2026. Lalu, sekitar Mei 2026 tiba tiga unit jet tempur lainnya. 

"Di tahun depan, sekitar Februari atau Maret, kita sudah mulai datang pesawat Rafale, tiga pesawat. Tiga bulan kemudian, tiba lagi tiga unit pesawat lainnya. Jadi, di pertengahan tahun depan nanti, kita sudah punya enam pesawat Rafale," ujar Tonny di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur pada Senin (3/2/2025). 

Ia menambahkan enam jet tempur Rafale itu akan ditempatkan di Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru, Riau. Hal itu lantaran TNI AU sudah membangun simulator hingga hanggar di Lanud Rusmin Nuryadin. 

"Kami laksanakan di Pekanbaru, karena memang nanti homebase-nya akan ada di sana. Di Pekanbaru, kami sudah membangun simulator, kemudian hanggar-hanggar yang kami bilang smart building. Kemudian, fasilitas-fasilitas penerbangan di sana pun kami perbaiki. Sistem logistik juga sedang berproses dibangun. Demikian juga software, piranti lunak sudah kami siapkan. Sekarang, masih disiapkan oleh Asrena," tutur dia. 

1. TNI AU sudah pilih anggota untuk terbangkan jet tempur Rafale

Kapal Induk Prancis, Charles de Gaulle (R91) yang mengangkut tiga pesawat jet tempur Rafale pesanan Indonesia, tiba di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (1/2/2025). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc)
Kapal Induk Prancis, Charles de Gaulle (R91) yang mengangkut tiga pesawat jet tempur Rafale pesanan Indonesia, tiba di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (1/2/2025). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc)

Lebih lanjut, Tonny mengatakan TNI AU akan terus menyiapkan kemampuan personel, termasuk anggota yang menerbangkan jet tempur buatan Prancis itu. Personel TNI AU itu akan menjalani pendidikan calon penerbang pesawat Rafale.  

"Tentunya dilihat dari berbagai background penugasan di pesawat-pesawat yang sekarang kita punya," kata Tonny. 

Total Indonesia memesan 42 unit jet tempur Rafale kepada Prancis. Mantan juru bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar mengatakan nilai kontrak untuk pembelian enam jet tempur Rafale itu mencapai 1,1 miliar dollar Amerika Serikat atau setara Rp15,7 triliun. 

2. Pesawat angkut jenis Airbus A400 akan tiba 2025

Pesawat Airbus A400M yang diproduksi untuk TNI Angkatan Udara (AU) memasuki lini perakitan terakhir. (Dokumentasi Airbus)
Pesawat Airbus A400M yang diproduksi untuk TNI Angkatan Udara (AU) memasuki lini perakitan terakhir. (Dokumentasi Airbus)

Sementara, selain jet tempur Rafale, TNI AU bakal diperkuat oleh pesawat angkut jenis Airbus A400M. Rencananya pesawat tersebut akan tiba pada November 2025 dan ditempatkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. 

"Rencana kedatangan pesawat itu, kalau tidak ada perubahan, di bulan November (2025), kemudian nanti di 2026 akan (tiba) pesawat selanjutnya," kata Tonny.

"Sementara kami alokasikan di Halim, di bawah Skadron 31," imbuhnya.

Tonny menyebut, saat ini penempatan pesawat angkut tersebut ada di Mako Wing 1. Indonesia memesan dua unit Airbus A400M. Diharapkan dengan keberadaan dua unit pesawat itu mampu meningkatkan fleksibilitas operasional TNI Angkatan Udara (AU) secara signifikan.

Ia mengatakan hanggar yang dibutuhkan untuk menyimpan Airbus A400M cukup besar. Maka, TNI AU akan menyiapkan hanggar tersebut. 

"Nanti kalau memang ada anggaran untuk pembuatan hanggar, Angkatan Udara akan menyiapkan hanggar tersendiri, karena cukup besar hanggarnya. Ukuran pesawatnya cukup besar," tutur dia. 

3. Pesawat Airbus A400M juga bisa dioperasikan dalam operasi militer

Pesawat Airbus A400M yang diproduksi untuk TNI Angkatan Udara (AU) memasuki lini perakitan terakhir. (Dokumentasi Airbus)
Pesawat Airbus A400M yang diproduksi untuk TNI Angkatan Udara (AU) memasuki lini perakitan terakhir. (Dokumentasi Airbus)

Meski di Indonesia pesawat Airbus A400M bakal digunakan untuk kepentingan pengiriman bantuan dan logistik, tetapi pesawat ini juga teruji bila dimanfaatkan untuk operasi militer. A400M adalah airlifter besar pertama yang mampu mengangkut beban berat seperti truk bahan bakar berkapasitas 80 ton dan ekskavator.

"Pesawat ini mampu mengangkut 116 personel dengan peralatan lengkap siap tempur, dan juga mampu mengangkut Patriot Launcher dan Hemtt Truck, 9 Palet Military serta 54 personel sekaligus," kata Kemenhan, dalam keterangan resminya. 

Kontrak pemesanan dua unit A400M efektif berlaku pada 2022. Sementara, CEO Airbus Defence and Space, Michael Schoellhorn mengatakan A400M menawarkan kemampuan yang luar biasa bagi Indonesia. 

"A400M merupakan angkutan udara dengan platform sempurna untuk mengirimkan muatan yang besar dan berat ke daerah-daerah terpencil. Bahkan, kemampuannya bisa dilipat gandakan karena pengisian bahan bakar bisa dilakukan di udara," kata Schoellhorn dalam keterangan resmi dan dikutip pada 21 Januari 2025 lalu. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Dwifantya Aquina
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us