Menhan Sjafrie Terima Menhan Prancis, Bahas Rafale dan Kapal Selam

- Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan dari Menhan Prancis, Sebastien Lecornu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat.
- Kedua menhan membahas kontrak pembelian 42 jet tempur Rafale dan dua unit kapal selam Scorpene serta meningkatkan tukar personel dan pengembangan kapasitas militer.
- Kedua Menhan juga membahas soal komitmen untuk membantu pengembangan kapasitas kekuatan TNI Angkatan Laut (AL), Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Udara (AU).
Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pada Jumat (31/1/2025) menerima kunjungan dari Menhan Prancis, Sebastien Lecornu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat. Kunjungan Lecornu ke Jakarta berdekatan dengan momen Kapal Induk Charles de Gaulle (R91) bersandar di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Sjafrie menyambut langsung kedatangan Lecornu sekitar pukul 08.00 WIB. Keduanya lantas berdiri di podium di hadapan tiga pleton tentara bersenjata.
Lagu kebangsaan Bendera Merah Putih dikumandangkan di halaman Gedung Kemhan. Sjafrie pun tampak melakukan hormat sepanjang lagu.
Ia kemudian menyalami satu persatu jajaran dari Kemhan Prancis yang ikut mendampingi dalam kunjungan pagi tadi. Keduanya kemudian masuk ke dalam gedung Kemhan. Mereka melakukan pertemuan tertutup di Gedung Bhinneka Tunggal Ika, Kemhan.
1. Kedua menhan sempat bahas kontrak pembelian 42 jet tempur Rafale dan kapal selam

Sementara, Kepala Biro Infohan Kemenhan, Brigjen Frega Wenas Inkiriwang membenarkan salah satu poin yang dibahas oleh kedua menhan adalah soal kontrak pembelian 42 jet tempur Rafale dan dua unit kapal selam Scorpene. Selain itu, keduanya juga sepakat untuk saling meningkatkan tukar personel dan pengembangan kapasitas militer.
"Tadi sempat disebutkan Rafale ini mempunyai karakteristik tidak kalah dengan pesawat tempur lainnya dan komitmen dari Menhan Prancis untuk mengawal (sampai selesai). (Kontrak) kapal selam juga jadi salah satu pembahasan. Komitmen Prancis apa yang direncanakan Indonesia dan dijalankan oleh Pak Prabowo saat menjabat Menhan akan dituntaskan (Sjafrie)," ujar Frega di Kemhan, Jakarta Pusat.
Pertemuan tersebut, kata Frega juga membahas soal komitmen Menhan Lecornu untuk membantu pengembangan kapasitas kekuatan TNI Angkatan Laut (AL), Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Udara (AU). Ia mengatakan Indonesia membutuhkan penambahan dan modernisasi baru di laut dan darat.
"Ini jadi kebutuhan kita sebagai negara kepulauan di antara dua lautan besar. Ini juga tadi disampaikan Menhan Sjafrie dan Menhan Lecornu," tutur dia.
2. Baik Indonesia-Prancis tidak menginginkan adanya hegemoni

Lebih lanjut, Frega mengatakan tidak ada pembahasan khusus di antara kedua Menhan mengenai aksi militer Prancis yang melancarkan operasi Laperus dan memasuki wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Kedua Menhan, kata Frega, menyampaikan latihan militer yang dilakukan kedua negara merupakan komitmen untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan.
"Tentunya ini menunjukkan kedua negara ini memang berkomitmen karena memiliki karakteristik yang sama di mana dalam kondisi tertentu Prancis punya sikap yang tidak menginginkan hegemoni. Sama seperti Indonesia yang mengadopsi politik luar negeri bebas aktif," tutur dia.
Dengan cara itu, kata Frega, Indonesia bisa bersahabat dengan semua negara. Hubungan yang terjalin baik dengan berbagai negara membuat stabilitas keamanan di Indonesia bisa tetap terjaga.
3. Menhan Sjafrie hadiahkan senapan serbu buatan PT Pindad

Sementara, di penghujung perjumpaan, Sjafrie terlihat menghadiahi senapan serbu produksi PT Pindad SS2-V4 kaliber 5.56 mm kepada Menhan Sebastien Lecornu sebagai cinderamata di kantor Kementerian Pertahanan pagi tadi.
Saat menyerahkan cinderamata tersebut, Sjafrie memperkenalkan senjata tersebut sebagai senapan serbu produk dalam negeri berkaliber 5.56mm. Lecornu pun tampak tersenyum dan langsung menyalami Sjafrie ketika menerima cinderamata tersebut.
Lecornu pun membalas cinderamata tersebut dengan menyerahkan cinderamata berupa sebuah lukisan bertuliskan Marine dan bergambar pesawat tempur serta kapal perang. Ia juga menyerahkan cinderamata lain berupa potongan tali baja (katapel) yang sudah dibingkai. Benda itu biasa digunakan di kapal induk untuk meluncurkan pesawat tempur.