Menlu Sugiono Bicara soal Politik Luar Negeri Indonesia

- Menteri Luar Negeri RI menjelaskan bahwa Indonesia tetap nonblok dan bebas aktif dalam politik luar negeri.
- Indonesia ingin menciptakan jaringan persahabatan yang kuat dengan semua negara tetangga sebagai kepentingan nasional.
- Indonesia harus bisa mengarahkan kapal diplomasinya untuk mengarungi badai tanpa 'terbalik' dalam badai tersebut, serta melakukan kerja sama dengan berbagai kelompok multilateral.
Jakarta, IDN Times - Untuk pertama kalinya, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menjelaskan posisi Indonesia dalam politik luar negeri di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa politik luar negeri Indonesia, sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Prabowo. Tidak mengubah arahnya dari apa yang selama ini kita anut secara tradisional dan konstitusional,” kata Sugiono kala membuka Conference on Indonesian Foreign Policy 2024 di Jakarta, Sabtu (30/11/2024).
“Kita tetap nonblok, artinya sebagaimana yang disampaikan Pak Dino Patti Djalal, kita tidak bergabung dengan pakta militer atau blok militer mana pun. Karena secara tradisional, kepentingan rakyat Indonesia adalah bersahabat dengan semua orang dan tidak bermusuhan dengan siapa pun,” ucap Sugiono.
1. Polugri bebas aktif

Sugiono juga mengutip pidato Prabowo saat dilantik jadi presiden pada 20 Oktober lalu d mana politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif.
“Ini adalah kepentingan nasional kita, untuk menjadikan Indonesia sebagai tetangga yang baik bagi semua negara tetangga. Indonesia ingin menciptakan jaringan persahabatan yang kuat dengan semua negara tetangganya,” ungkap dia.
2. Indonesia bisa menenangkan 'badai'

Menjawab pertanyaan apakah negara berkekuatan menengah bisa menenangkan badai atau konflik dunia saat ini, Sugiono menegaskan bahwa Indonesia harus bisa mengarahkan kapal diplomasinya untuk mengarungi badai tanpa ‘terbalik’ dalam badai tersebut.
“Kita harus bisa mengarungi badai ini tanpa tenggelam di lautan sebelum kita sampai tujuan. Saya pikir ini juga berlaku untuk saat ini, selalu ada konflik, selalu ada kekuatan lain dan selalu ada kekuatan lain yang menantang kekuatan satunya,” tutur dia.
3. Peran Indonesia di grup multilateral

Selain itu, Sugiono juga menyatakan bahwa keberadaan dan peran Indonesia di sejumlah grup atau organisasi multilateral sangat sejalan dengan kepentingan nasional negara.
“Kita itu kan satu… punya national interest, yang paling penting adalah tentu saja melindungi, menjaga Tanah Air, bangsa Indonesia. Lalu yang berikutnya adalah memajukan kesejahteraan, jadi grouping multilateral seperti BRICS, OECD ini kita harapkan bisa menjadi satu yang akan membantu kita untuk mewujudkan cita-cita kita,” ucap dia.
“Untuk itu, kerja sama dan kolaborasi dengan semua negara dengan semua kelompok ini harus kita lakukan,” lanjut Sugiono.