Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menteri dan Ribuan Warga Israel Serbu Masjid Al-Aqsa 

Pemandangan Kota Yerusalem. (unsplash.com/Raimond Klavins)
Pemandangan Kota Yerusalem. (unsplash.com/Raimond Klavins)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, bersama lebih dari 2 ribu warga Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Senin (26/5/2025). Penyerbuan terjadi bertepatan dengan Jerusalem Day, hari yang memperingati pendudukan Israel atas Yerusalem Timur sejak 1967.

Melansir Al Jazeera, ribuan warga Israel juga menggelar pawai melalui kawasan Muslim di Kota Lama Yerusalem dengan meneriakkan slogan seperti "Mati untuk Arab" dan "Semoga desa kalian terbakar".

1. Menteri Israel pamer masuk ke Al-Aqsa

Ben-Gvir merilis video di media sosial dari dalam kompleks Al-Aqsa.

"Saya naik ke Temple Mount untuk Jerusalem Day dan berdoa untuk kemenangan perang, kembalinya semua sandera kami, dan kesuksesan kepala Shin Bet yang baru ditunjuk. Selamat Jerusalem Day," tutur Ben-Gvir dalam videonya, dikutip New Arab.

Lebih dari 900 pemukim memasuki kompleks melalui Gerbang Maroko dengan perlindungan polisi bersenjata. Para pemukim melakukan ritual keagamaan, mengibarkan bendera Israel, dan berusaha membawa gulungan Taurat ke dalam situs suci Islam tersebut.

Sepanjang 2024, lebih dari 53 ribu pemukim Israel secara ilegal memasuki kompleks Al-Aqsa. Wakaf Yerusalem mengecam penyerbuan tersebut dan meminta semua aktivitas provokatif di kawasan Al-Aqsa dihentikan.

2. Peserta pawai Israel serang warga Palestina

Selain menyerbu Al-Aqsa, kelompok pemuda Israel juga menyerang pemilik toko Palestina, pejalan kaki, dan anak sekolah. Mereka meludahi perempuan berhijab, mencuri dari kafe, dan merusak toko buku serta memasuki rumah warga secara paksa.

Toko-toko di kawasan Muslim Kota Tua Yerusalem tutup pada pukul 13.00, jauh lebih awal dari biasanya. Warga Palestina berlindung di rumah mereka sementara sekelompok kecil termasuk anggota parlemen Israel menyerbu kantor UNRWA di Yerusalem Timur.

Para peserta pawai membawa spanduk bertulisan "Yerusalem 1967, Gaza 2025" dan "Tanpa Nakba tidak ada kemenangan". Pawai diorganisir oleh organisasi Am K'Lavi yang diketuai Baruch Kahane, putra rabi supremasi Yahudi Meir Kahane.

"Aksi seperti ini menghilangkan sumber penghasilan mereka dan membuat mereka merasa tidak aman di lingkungan sekitar. Tindakan ini seakan ingin menyampaikan pesan bahwa mereka (warga Palestina) tidak pantas berada di sini, kamilah (Israel) yang memiliki tempat ini," tutur Aviv Tatarsky, peneliti dari organisasi Ir Amim, terkait dampak aksi warga Israel ini, dilansir The Guardian. 

3. Hamas kecam penyerbuan

Pemandangan Kota Yerusalem. (unsplash.com/Robert Bye)
Pemandangan Kota Yerusalem. (unsplash.com/Robert Bye)

Hamas mengecam tindakan Ben-Gvir sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kesucian Al-Aqsa. Hamas menilai aksi Israel sebagai upaya putus asa untuk mengklaim situs suci tersebut.

"Kami juga mendesak umat Arab dan Islam untuk melindungi masjid suci ini, mendukung rakyat kami di Yerusalem yang menghadapi pengusiran, dan menghentikan agresi pendudukan terhadap rakyat serta situs suci kami," kata Hamas dalam pernyataannya, dilansir Press TV.

Pawai serupa tahun lalu juga berujung serangan terhadap jurnalis Palestina dan seruan kekerasan terhadap warga. Perjanjian antara Israel dan Yordania sebenarnya melarang ibadah non-Muslim di kompleks Al-Aqsa, namun pemukim Israel sering melanggar kesepakatan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us