Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Myanmar Makin Tegang, Militer Kirim Kendaraan Lapis Baja 

Militer Myanmar mulai kirim tank ke kota-kota. (Twitter.com/DJ H-AG)
Militer Myanmar mulai kirim tank ke kota-kota. (Twitter.com/DJ H-AG)

Naypyitaw, IDN Times – Perkembangan situasi Myanmar saat ini semakin mengkhawatirkan. Demonstrasi anti-kudeta yang dilancarkan oleh rakyat semakin ditanggapi dengan keras oleh junta militer. Kini, kendaraan lapis baja seperti tank mulai terlihat di kota besar seperti Yangon.

Kekhawatiran mulai semakin meningkat karena beberapa rekaman video, memperlihatkan kendaraan lapis baja mulai terlihat di dalam kota. Menurut The Guardian, kendaraan berat itu terlihat Yangon, Myitkyina, dan Sittwe.

Demonstrasi anti-kudeta sudah terjadi lebih dari seminggu. Pada hari Minggu (14/2), hari kesembilan protes, puluhan ribu massa yang sebagian besar adalah anak muda, kembali memadati jalan-jalan di kota-kota besar Myanmar. Mereka melakukan aksi sambil membawa gambar Aung San Suu Kyi dan protes atas kudeta yang dilakukan junta.

1. Dubes AS Nyatakan ada "gerakan militer" terbaru

Tank militer Myanmar di tengah kota. (Twitter.com/DJ H-AG)
Tank militer Myanmar di tengah kota. (Twitter.com/DJ H-AG)

Aksi protes pada hari Minggu adalah aksi lanjutan dari serangkaian demonstrasi penolakan perebutan kekuasaan oleh militer Myanmar. Dalam aksi tersebut, para demonstran juga mencemooh perintah yang menentang aksi demonstrasi.

Namun ketika waktu beranjak malam, situasi politik di negara tersebut semakin menegangkan. Kendaraan lapis baja mulai terlihat di dalam kota Yangon dan setelah itu internet sempat dipadamkan. Melansir dari laman The Guardian, Dubes AS memperingatkan adanya “gerakan militer” yang lebih serius.

Pihak Kedutaan Besar AS telah memperingatkan warganya untuk “berlindung di tempat” setelah mereka melihat tiga kendaraan lapis baja terlihat di dalam kota. Kedubes AS juga menyatakan internet sempat padam dari mulai jam 18.30 hingga jam 02.30 dini hari.

Para Dubes AS, Kanada, Inggris dan Eropa telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas situasi Myanmar yang terbaru. “Kami meminta pasukan keamanan untuk menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran dan warga sipil, yang memprotes penggulingan pemerintahan yang sah,” kata para Dubes.

2. Konfrontasi terjadi, militer melepaskan tembakan

Pada hari Minggu, selain anak-anak muda melanjutkan aksi protes, pasukan militer juga terlihat dikirim ke bagian utara negara Myanmar, yakni di Kachin. Pengerahan pasukan itu menyebabkan konfrontasi antara demonstran dan pasukan militer. Melansir dari laman Al Jazeera, pengerahan pasukan itu diperkirakan untuk memutuskan aliran listrik.

Di ibukota Myitkyina, Kachin, militer sempat melepaskan tembakan untuk membubarkan massa demonstrasi. Namun sampai sejauh ini belum diketahui apakah tembakan itu menggunakan peluru karet atau menggunakan peluru tajam.

Thomas Andrews, pelapor khusus atas situasi HAM di Myanmar menulis di akun media sosial miliknya, bahwa para jenderal militer Myanmar akan “dimintai pertanggung jawaban” atas tindakan mereka. Andrews juga menyatakan “Seolah-olah para jenderal telah menyatakan perang terhadap rakyat Myanmar. Ini adalah tanda-tanda putus asa,” katanya.

3. Undang-undang pembatasan pasukan ditangguhkan, para pemrotes diburu

Personel militer Myanmar memasuki kota Yangon. (Twitter.com/YanHB)

Pada hari Sabtu, sehari sebelum puluhan ribu rakyat Myanmar melanjutkan aksi protesnya, junta Myanmar menangguhkan undang-undang pembatasan pasukan yang membatasi pasukan menahan tersangka atau melakukan penggeledahan properti. Hal itu telah membuat pasukan beraksi untuk memburu para aktivis penggerak protes.

Tindak lanjut dari aksi penangguhan undang-undang tersebut adalah, militer mengeluarkan sejumlah nama aktivis yang ditargetkan untuk ditahan. Para penduduk diwajibkan untuk memberitahukan. Jika penduduk melindungi, maka akan ikut dihukum.

Wartawan dari BBC yang bernama Nyein Chan Aye, mengatakan “Malam-malam tanpa tidur menjadi hal biasa di sini di Myanmar.” Operasi penggerebekan dilakukan oleh pasukan pada malam hari. Uniknya, para penduduk tidak mematuhi instruksi tetapi justru malah melindungi tetangga mereka dan berjaga.

Ketika ada rombongan polisi datang, para penduduk berteriak ke tetangga mereka jika ada kendaraan keamanan mendekat. Di Yangon, kerumunan penduduk juga terlihat berbaris mengelilingi kendaraan polisi sehingga memaksa petugas untuk berbalik arah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us