NATO Peringatkan Rusia untuk Tidak Ganggu Polandia

- Sekretaris Jenderal NATO memperingatkan Rusia untuk tidak mengganggu Polandia.
- Polandia terus meningkatkan kapabilitas militernya dalam menghadapi ancaman Rusia.
- PM Polandia mengumumkan rencana alokasi dana bantuan pasca-pandemik COVID-19 dari Uni Eropa untuk pertahanan.
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, pada Rabu (26/3/2025), memperingatkan Rusia untuk tidak mengganggu Polandia. Ia menambahkan akan ada konsekuensi besar jika Rusia menginvasi Polandia.
"Reaksi kami akan sangat besar dan berdampak besar. Ini harus diungkapkan secara jelas kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atau siapapun yang berniat menyerang kami," terang Rutte, dilansir Politico.
Dalam beberapa tahun terakhir, Polandia terus meningkatkan kapabilitas militernya dalam menghadapi ancaman Rusia. Negara Eropa itu bahkan sudah meningkatkan anggaran pertahanan hingga 4,7 persen pada 2025.
1. Rusia masih jadi ancaman utama keamanan di Eropa
Mantan Perdana Menteri (PM) Belanda itu mengingatkan bahwa Rusia masih menjadi ancaman utama bagi keamanan Eropa, terutama di area pertahanan bagian timur NATO seperti Polandia.
"Kita tidak boleh melupakan Rusia yang selama ini menjadi ancaman besar bagi aliansi NATO. Mereka sudah menerapkan ekonomi perang yang artinya mengerahkan sebagian besar sumber dayanya untuk mendongkrak kapabilitas dan kapasitas tentaranya," terangnya, dikutip TVP World.
Ia menambahkan, NATO memang menghadapi masa yang penuh ketidakpastian terkait kebijakan Amerika Serikat (AS). Namun, ia menyebut, kerja sama transatlantik masih terus terjalin dan tidak akan berubah.
Rutte menyebut, AS akan tetap berkomitmen besar pada kekuatan NATO. Namun, ia mengungkapkan bahwa Eropa harus ikut berdiri dan meningkatkan kapabilitas militernya dalam menghadapi segala ancaman.
2. Klaim Polandia mampu adang serangan Rusia selama 2 pekan
Kepala Badan Keamanan Nasional, Dariusz Lukowski mengatakan bahwa Polandia sudah meningkatkan produksi persenjataan dalam negeri untuk melawan ancaman invasi Rusia.
Ia menolak klaim dari oposisi yang menyebut bahwa senjata dan amunisi Polandia hanya cukup untuk berperang selama 5 hari. Ia mengklaim Polandia mampu melakukan langkah pertahanan melawan Rusia hingga 2 pekan.
"Ini tergantung pada tipe perlawanan apa yang harus dilakukan. Metode pertahanan dapat diterapkan selama sepekan atau 2 pekan dalam menghadapi serangan ofensif. Situasi mengenai sistem persenjataan terbaru ini jauh lebih baik," tuturnya.
Łukowski menambahkan, selama perang masih berlangsung di Ukraina, Polandia masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan produksi senjata. Ia menyebut, Polandia akan berupaya membangun militernya dari hari ke hari.
3. Polandia alokasikan dana pemulihan pasca-pandemik ke pertahanan
PM Polandia Donald Tusk mengumumkan rencana alokasi dana sebesar 30 miliar zloty (Rp127,6 triliun) bantuan pasca-pandemik COVID-19 dari Uni Eropa (UE) untuk pertahanan. Namun, rencana ini masih menunggu persetujuan dari Brussels.
"Kami menjadi negara Eropa pertama yang menginisiasi proyek kunci ini dalam kerangka Rencana Pemulihan Nasional. Dana tersebut akan diarahkan ke Dana Keamanan dan Pertahanan yang baru dibentuk untuk memperkuat infrastruktur keamanan di Polandia," ungkapnya, dikutip Notes from Poland.
Anggaran tersebut juga akan diberikan kepada pemerintah daerah, perusahaan milik negara, dan lembaga akademik. Dana tersebut akan diinvestasikan untuk membangun shelter beserta industri dan penelitian sektor pertahanan di Polandia.