Drone Rusia Jatuh dan Meledak di Polandia, Bentuk Provokasi?

- Drone Rusia jatuh di Polandia, bentuk provokasi.
- Drone Shahed buatan Rusia dipakai sebagai umpan. Pemerintah Polandia ajukan protes resmi ke Rusia.
- Polandia tingkatkan kewaspadaan dan belanja militer. Situasi menambah kekhawatiran akan keamanan di kawasan.
Jakarta, IDN Times – Sebuah drone militer Rusia jatuh di ladang jagung dekat desa Osiny, sekitar 100 kilometer dari Warsawa, Polandia pada Rabu (20/8/2025) dini hari. Ledakan keras yang ditimbulkan memecahkan kaca jendela rumah-rumah warga, meski tidak ada korban luka. Polisi menemukan kawah selebar enam meter di lokasi serta puing-puing logam dan plastik yang terbakar.
Menteri Pertahanan Polandia, Władysław Kosiniak-Kamysz, menilai insiden ini bukan kecelakaan biasa.
“Rusia memprovokasi negara-negara NATO (Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara) sekali lagi,” katanya, dikutip Politico.
Ia menyoroti bahwa peristiwa itu terjadi saat ada upaya diplomasi untuk mengakhiri perang di Ukraina.
1. Drone Shahed buatan Rusia dipakai sebagai umpan
Drone yang jatuh itu diidentifikasi sebagai model Shahed, rancangan Iran yang diproduksi Rusia dengan mesin buatan China. Jenderal Dariusz Malinowski menjelaskan drone tersebut memang dirancang untuk meledak sendiri sebagai bentuk provokasi. Menurutnya, hal ini menguatkan dugaan bahwa Rusia sengaja berusaha memicu ketegangan di kawasan.
Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia menyebut tidak ada catatan pelanggaran wilayah udara dari arah Ukraina maupun Belarus pada malam kejadian. Awalnya, ledakan dikira berasal dari mesin tua dengan baling-baling. Namun penyelidikan memastikan bahwa benda tersebut adalah drone Rusia.
2. Pemerintah Polandia ajukan protes resmi ke Rusia

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia, Pawel Wronski, menegaskan bahwa drone itu memang berasal dari Rusia. Menteri Luar Negeri Radoslaw Sikorski juga menuliskan pernyataan keras di media sosial.
“Pelanggaran lain terhadap wilayah udara kami dari Timur menegaskan bahwa misi terpenting Polandia terhadap NATO adalah pertahanan wilayah kami sendiri,” ujarnya, dikutip dari SCMP.
Pemerintah Polandia memastikan akan mengajukan protes resmi atas pelanggaran ini. Sementara itu, Kedutaan Rusia di Warsawa tidak memberikan tanggapan meski sudah diminta komentar. Hingga kini, tuduhan Polandia belum mendapat jawaban resmi dari pihak Moskow.
3. Polandia tingkatkan kewaspadaan dan belanja militer

Kejadian ini mirip dengan insiden lain di Eropa Timur ketika drone Rusia memasuki wilayah udara anggota NATO seperti Rumania dan Lituania. Peristiwa itu juga mengingatkan kembali tragedi di Przewodów pada 2022, ketika rudal pertahanan udara Ukraina yang meleset menewaskan dua warga Polandia. Situasi tersebut menambah kekhawatiran akan keamanan di kawasan.
Dilansir dari Euro News, sebagai sekutu utama Ukraina, Polandia terus memperketat pertahanannya sejak awal invasi Rusia. Menurut perkiraan NATO, negara ini akan mengalokasikan 4,12 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk belanja militer pada 2025. Pada Maret lalu, Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, bahkan mengumumkan rencana pelatihan militer bagi semua pria dewasa guna menghadapi ancaman yang berkelanjutan.