NATO Tingkatkan Bantuan Militer ke Ukraina sebelum Negosiasi Damai

Jakarta, IDN Times – Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyerukan peningkatan bantuan militer ke Ukraina sebelum pembicaraan perjanjian damai dengan Rusia dimulai. Ia mengatakan hal tersebut diambil sebagai langkah pencegah serangan berikutnya.
"Jelas, yang perlu kami capai adalah agar Ukraina berada pada posisi terbaik saat perundingan dimulai, dan kemudian memastikan bahwa saat perundingan berakhir mengenai perdamaian di Ukraina, hasilnya akan bertahan lama," kata Rutte, Kamis (13/2/2025), dilansir Anadolu Agency.
Ia kemudian menambahkan, koordinasi antara NATO dan Ukraina akan dimulai pekan depan di Polandia. Hal itu untuk memastikan semua pihak bisa memahami situasi dan apa yang sedang dilakukan.
1. Ukraina berterima kasih atas bantuan NATO

Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan bahwa negaranya akan terus melanjutkan perjuangan. Ia juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh negara anggota NATO.
“Kami kuat, kami mampu, kami mampu, kami akan berhasil,” katanya.
Umerov mengatakan, Ukraina kini sangat membutuhkan bantuan keamanan. Dengan dukungan Amerika Serikat (AS) dan NATO, bantuan tersebut sangat penting.
“Kami berterima kasih kepada NATO dan kepemimpinan NATO,” tambahnya.
2. Trump nyatakan bakal mulai pembicaraan dengan Putin

Pembicaraan damai yang diinisiasi oleh AS ini akan dimulai dengan pertemuan Trump dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Arab Saudi. Belum ada jadwal pasti kapan pembicaraan dilaksanakan.
“Tanggal pertemuan belum ditetapkan tetapi akan terjadi dalam waktu dekat," imbuh Trump, dilansir Politico.
Pembicaraan tersebut juga bakal dihadiri langsung oleh pemimpin de facto Arab Saudi, Mohamed Bin Salman. Selain itu, Putin juga telah mengundang Trump untuk berkunjung langsung ke Moskow.
"Presiden Rusia mengundang presiden AS untuk mengunjungi Moskow dan menyatakan kesiapannya untuk menerima pejabat Amerika di Rusia di bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama, termasuk topik penyelesaian Ukraina," kata Juru Bicara Kremlin, Dimitry Peskov.
3. Ukraina nyatakan siap berunding

Media RBC Ukraina pada Kamis mengungkap bahwa pembicaraan damai yang diinisiasi AS tersebut disambut baik oleh Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa Ukraina harus dilibatkan secara penuh dalam perundingan tersebut.
Pernyataan Zelenskyy muncul tak lama setelah ia berbicara dengan Trump melalui panggilan telepon di hari yang sama.
"Trump berkata 'saya tahu Anda juga menginginkannya.' Lalu saya katakan kepadanya 'Anda berbicara dengan Putin sebagai pemimpin Rusia, sementara saya berbicara dengan Anda dan menganggapnya sebagai musuh.' Saya yakin berada dalam posisi yang lebih realistis. Itulah sebabnya saya tidak percaya," kata Zelenskyy.
Kepada Trump, Zelenskyy mengaku masih kurang percaya jika perundingan akan diadakan. Yang terpenting, kata dia, adalah jaminan keamanan yang diberikan oleh AS.
”Jaminan keamanan tidak diragukan lagi merupakan prioritas bagi kami. Kami tidak melihat jaminan itu tanpa Anda. Jadi mari kita bicara," kata Zelenskyy.