Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Dikecam karena Ingin Negosiasi dengan Putin soal Ukraina 

Ilustrasi aksi dukungan terhadap Ukraina. (unsplash.com/Tong Su)

Jakarta, IDN Times – Rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk memulai negosiasi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, soal konflik Ukraina mendapatkan tanggapan keras dari sejumlah pihak. Para pendukung Ukraina mengaku terkejut dan marah atas langkah Trump tersebut.

Senator AS, Adam Schiff, bahkan menyebut Trump sebagai seorang pembuat kesepakatan yang hebat yang memihak Kremlin.

"Hari ini, Presiden Trump menelepon musuh kami, Rusia, sebelum menelepon sekutu kami, Ukraina. Sementara itu, Menteri Pertahanan mengesampingkan masa depan Ukraina di NATO dan pemulihan kedaulatan Ukraina atas wilayahnya sendiri," kata Schiff pada Kamis (13/2/2025), dilansir dari Politico.  

Schiff menambahkan, Trump telah mewakili kehendak Rusia yang mengorbankan kepentingan AS dan Ukraina. Langkah itu bahkan diambil sebelum negosiasi dimulai.

1. Langkah Trump menandai hari yang suram bagi Eropa

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)

Tak hanya dari dalam AS, negara-negara Eropa juga mulai bersuara atas langkah Trump. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, merilis pernyataan larut malam atas nama kelompok negara Weimar+, yang meliputi Prancis, Polandia, Jerman, Spanyol, Italia, dan Inggris, sebagai reaksi terhadap pernyataan Trump.

"Kemerdekaan dan integritas teritorial Ukraina tidak bersyarat saat perundingan perdamaian dimulai. Prioritas kami sekarang adalah memperkuat Ukraina dan menyediakan jaminan keamanan yang kuat," bunyi pernyataan itu.

Ketua komite urusan luar negeri parlemen Estonia, Marko Mihkelson, juga memperingatkan bahwa pengumuman Trump menandai masa yang kelam bagi Eropa.

”Hari ini mungkin akan tercatat dalam sejarah sebagai hari yang suram bagi Eropa. Sudah saatnya bagi para pemimpin Eropa untuk mengambil alih nasib kami sendiri," katanya.

2. Trump dan Putin berencana bertemu di Arab Saudi untuk pertama kalinya

Trump pada Rabu mengatakan, ia akan bertemu Putin dalam waktu dekat di Arab Saudi. Pertemuan itu menjadi yang pertama kali bagi pemimpin dua negara untuk bertemu sejak konflik dimulai.

Belum ada tanggal spesifik yang diumumkan. Ukraina pun tak diundang dalam pertemuan tersebut.

"Saya di sini hanya untuk mencoba dan mendapatkan perdamaian. Saya tidak peduli tentang apa pun selain keinginan saya untuk menghentikan jutaan orang terbunuh," kata Trump, dilansir USA Today.

Trump mengatakan pembicaraan tersebut kini sedang berlangsung. Ia juga mengungkap bahwa kedua negara telah menunjuk tim negosiasi untuk membahas rencana perdamaian.

3. Trump sebut Ukraina juga siap berdamai

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)

Dilansir Kyiv Independent, Trump menilai bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menunjukkan minat yang serupa dengan Putin soal perdamaian.

Wakil Presiden AS, JD Vance, dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio akan bertemu dengan Zelensky pada 14 Februari. Langkah ini untuk memulai negosiasi perdamaian secara resmi.

"Saya baru saja berbicara dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Pembicaraannya berjalan sangat baik. Seperti Presiden Putin, Zelenksyy ingin berdamai,” kata Trump.

Trump menambahkan bahwa ia juga telah membahas berbagai topik yang berkaitan dengan perang. Namun yang paling penting adalah pertemuan yang akan diselenggarakan pada Jumat di Munich.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us