Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nikaragua Putus Hubungan Diplomatik dengan Ekuador

ilustrasi bendera Nikaragua (unsplash.com/@aboodi_vm)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Nikaragua memutus hubungan diplomatik dengan Ekuador pada Sabtu (6/4/2024),sebagai bentuk solidaritas kepada Meksiko. Pihaknya pun menyatakan kecaman terhadap pembobolan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Meksiko di Quito untuk menangkap eks Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas.

Ketegangan Meksiko-Ekuador memuncak dalam setelah Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) mengabulkan suaka kepada Glas. Quito menganggap bahwa Meksiko mendukung impunitas kepada Glas yang sudah ditetapkan bersalah atas kasus suap. 

1. Nikaragua sudah memanggil Dubes di Quito sejak 2020

Presiden Nikaragua Daniel Ortega mengungkapkan bahwa tidak sewajarnya aparat keamanan di Quito melancarkan operasi penangkapan di dalam Kantor Kedutaan Besar Meksiko. 

"Ini adalah sebuah aksi yang tidak biasa. Aparat keamanan yang seharusnya menjaga ketertiban dan keamanan rakyat Ekuador, kini justru berbanding terbalik dan melakukan aksi represif. Kami memutuskan untuk memutus semua hubungan diplomatik dengan pemerintah Ekuador," tegasnya, dikutip EFE

"Sejak 1 September 2020, kami sudah menarik Duta Besar di Quito dan memutus seluruh hubungan dengan Ekuador. Kami menyatakan solidaritas kepada Presiden AMLO dan pemerintah Meksiko atas insiden kemarin," tambahnya. 

Ortega juga menyebut bahwa tindakan Ekuador telah melanggar aturan hukum internasional dan saat ini orang korup dengan paham imperialisme telah menduduki jabatan penting di Ekuador. 

2. Ekuador tempatkan Jorge Glas di penjara keamanan maksimum

Mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas sudah dikirim ke penjara dengan tingkat keamaman maksimum La Roca di Guayaquil. Setelah ditangkap di dalam Kantor Kedubes Meksiko, ia pun langsung dikawal menuju ke bandara untuk diterbangkan ke Guayaquil. 

Badan Nasional Urusan Penjara (SNAI) mengonfirmasi bahwa Glas memang dibawa ke penjaga dengan tingkat keamanan maksimum. Otoritas setempat akan terus mengikuti aturan dan pencegahan yang diarahkan untuk menampung mantan Wapres Ekuador tersebut. 

Glas dikenal sebagai tangan kanan mantan Presiden Rafael Correa yang kini mengasingkan diri ke Belgia. Mantan Wapres berusia 54 tahun itu meminta perlindungan ke Kedubes Meksiko sejak Desember dan mendaftar sebagai pencari suaka di Meksiko. 

Ia dituding terlibat dalam kasus korupsi dana rekonstruksi Provinsi Manabi usai dilanda gempa bumi besar pada 2016. Ia pun sudah ditetapkan bersalah dalam kasus suap dari perusahaan konstruksi Brasil, Odebrecht. 

3. OAS minta agar Meksiko dan Ekuador segera adakan dialog

Sekretaris Jenderal OAS (Organization of American States) Luis Almagro mendesak agar Meksiko-Ekuador segera mengadakan dialog dalam menyelesaikan permasalahan kedua negara usai insiden pembobolan Kantor Kedubes Meksiko di Quito. 

Dilansir Primicias, Almagro menambahkan bahwa keputusan aparat kepolisian Ekuador untuk menerobos masuk ke dalam Kantor Kedubes Meksiko tidak dapat dibenarkan. Ia menyebut tindakan tersebut dapat mengakibatkan rusaknya hubungan diplomatik antarnegara. 

Mendengar hal ini, Presiden Kolombia Gustavo Petro turut mendukung Glas yang berhak mendapatkan suaka. Ia pun sudah meminta agar IACHR (Inter-American Comission on Human Rights) untuk memberikan kebijakan pencegahan. 

"OAS dan CELAG harus mengadakan pertemuan untuk menganalisa pelanggaran Konvensi Wina dari salah satu anggotanya, yakni Ekuador. Kolombia juga akan mendukung aksi IACHR untuk Jorge Glas yang haknya dicabut dengan cara yang buruk," ungkapnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us