Pakar Buaya Asal Inggris Dipenjara karena Perkosa Anjing

Jakarta, IDN Times - Seorang pakar buaya terkenal asal Inggris dijatuhi hukuman 10 tahun lima bulan penjara di Australia karena melakukan pelecehan seksual terhadap puluhan anjing dan beberapa kejahatan lainnya.
Adam Britton, ahli zoologi terkemuka yang pernah bekerja di BBC dan National Geographic, mengaku bersalah atas 56 dakwaan terkait tindakan bestialitas (hubungan seksual dengan hewan) dan kekejaman terhadap binatang. Selain itu, dia juga mengakui empat tuduhan terkait akses konten pelecehan anak.
1. Britton menyiksa anjing hingga tewas dan merekamnya
Dalam persidangan di Mahkamah Agung Wilayah Utara (NT) pada Kamis (8/8/2024), terungkap bahwa bahwa pria berusia 53 tahun itu merekam dirinya menyiksa hewan-hewan tersebut hingga hampir semuanya mati. Ia kemudian membagikan video-video itu di Telegram dengan menggunakan nama samaran.
Kejahatannya tidak terungkap selama bertahun-tahun, sampai sebuah petunjuk ditemukan dalam salah satu videonya. Britton ditangkap pada April 2022 di kediamannya di pedesaan Darwin. Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita alat perekam, sisa-sisa hewan dan sebuah laptop yang juga berisi 15 konten pelecehan anak.
Di persidangan, ketua hakim Michael Grant menyebut tindakan Britton begitu mengerikan hingga tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
“Kebobrokan Anda berada di luar pemahaman manusia pada umumnya,” kata ketua hakim kepada Britton.
Namun, pengacara Britton berpendapat tindakan kliennya didorong oleh kelainan langka yang menyebabkan ketertarikan seksual yang intens dan tidak biasa.
Pakar buaya tersebut memenuhi syarat untuk mendapatkan pembebasan bersyarat pada April 2028. Ia dilarang memelihara mamalia apa pun selama sisa hidupnya.
2. Mulai melakukan pelecehan terhadap hewan sejak usia 13 tahun
Dikutip BBC, Britton lahir dan dibesarkan di Inggris sebelum kemudian pindah ke Australia lebih dari 20 tahun yang lalu. Dengan gelar PhD di bidang zoologi, ia berhasil membangun reputasi sebagai pakar buaya terkenal di Australia.
Meskipun penduduk setempat melihatnya sebagai pembela hewan yang tenang dan penuh semangat, namun dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa dia menyimpan ketertarikan seksual yang sadis terhadap hewan. Dalam percakapan rahasia di internet, terungkap bahwa Britton mulai melakukan pelecehan terhadap kuda sejak usia 13 tahun.
"Dulu saya sadis terhadap hewan saat masih anak-anak, tapi saya telah menekannya. Dalam beberapa tahun terakhir, saya membiarkannya muncul lagi, dan sekarang saya tidak bisa berhenti. Saya tidak mau berhenti," tulisnya dalam salah satu pesan yang diserahkan ke pengadilan.
Selama satu dekade terakhir, Britton telah mengeksploitasi hewan peliharaannya sendiri dan memanipulasi pemilik anjing lain untuk menyerahkan peliharaan mereka kepadanya.
“Anjing saya sendiri adalah keluarga, dan saya punya batasan. Saya hanya menganiaya anjing lain. Saya tidak memiliki ikatan emosional dengan mereka, mereka hanyalah mainan semata. Dan (ada) banyak lagi di tempat lain," ungkapnya dalam pesan Telegram yang dijadikan sebagai alat bukti.
3. Anjing-anjing tersebut diperkosa dan dibunuh di dalam kontainer
Menurut dokumen pengadilan, selama 18 bulan sebelum penangkapannya, Britton telah menyiksa sedikitnya 42 anjing dan membunuh 39 di antaranya.
Melalui pasar online Gumtree Australia, Britton menawarkan jasa penitipan anjing bagi orang-orang yang terpaksa melakukan perjalanan jauh untuk bekerja atau keperluan lainnya, dengan menjanjikan tempat tinggal yang nyaman bagi hewan-hewan tersebut.
Namun kenyataannya, dia malah memerkosa dan membunuh anjing-anjing tersebut di dalam sebuah kontainer pengiriman di kediamannya di Darwin, yang telah dilengkapi dengan alat perekam. Bangkai hewan tersebut kemudian diberikan kepada buaya-buayanya.
Apabila para pemilik anjing menanyakan kabar tentang peliharaan mereka, Britton akan membuat narasi palsu dan mengirimi mereka foto-foto lama anjing tersebut.