Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasokan Bahan Bakar di Gaza Mencapai Titik Kritis, Pasien RS Terancam

ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
Intinya sih...
  • Israel menerapkan blokade total terhadap bantuan kemanusiaan di Gaza
  • Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza harus menutup layanan dialisis ginjal
  • Bahan bakar sangat penting untuk menjalankan layanan dasar di Gaza

Jakarta, IDN Times - Kantor kemanusiaan PBB (OCHA) telah memperingatkan bahwa krisis bahan bakar di Gaza telah mencapai titik kritis dan dapat menyebabkan kematian dan penderitaan lebih lanjut di wilayah Palestina tersebut.

OCHA menyatakan bahwa bahan bakar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi penting di Gaza, termasuk stasiun desalinasi air dan unit perawatan intensif rumah sakit, akan segera habis, dan hampir tidak ada lagi stok tambahan yang tersedia.

“Rumah sakit mulai melakukan penghematan. Ambulans mogok. Sistem air berada di ambang kehancuran. Dan jumlah kematian yang kemungkinan disebabkan oleh kondisi ini bisa meningkat drastis dalam waktu dekat, kecuali otoritas Israel segera mengizinkan masuknya bahan bakar — secara mendesak, rutin, dan dalam jumlah yang memadai,” kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

1. Sejumlah bayi harus berbagi satu inkubator

Sejak awal Maret 2025, Israel telah menerapkan blokade total terhadap bantuan kemanusiaan di Gaza, menyebabkan lebih dari 2 juta warga Palestina di wilayah tersebut mengalami kelaparan dan memperburuk krisis kemanusiaan.

Pada Mei, Israel mengizinkan bantuan makanan masuk dalam jumlah terbatas ke Gaza, yang didistribusikan melalui kelompok yang didukung Amerika Serikat (AS). Namun bahan bakar belum masuk ke wilayah tersebut selama berbulan-bulan.

Fadel Naim, direktur Rumah Sakit Al-Ahli di selatan Kota Gaza, pada Rabu (9/7/2025), mengunggah sebuah foto di media sosial yang menunjukkan beberapa bayi baru lahir di tempatkan di dalam satu inkubator. Foto itu diambil di Rumah Sakit Al-Helou.

"Pengepungan ini telah mengubah perawatan rutin bagi bayi prematur menjadi perjuangan hidup atau mati. Tidak ada anak yang boleh dilahirkan di dunia di mana bom dan blokade menentukan apakah mereka akan hidup atau mati," tulis Naim di platform X.

2. Rumah Sakit Al-Shifa tutup layanan dialisis ginjal

Muhammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza, mengatakan bahwa kelangkaan bahan bakar memaksa mereka menutup layanan dialisis ginjal agar dapat memfokuskan sumber daya pada unit perawatan intensif dan ruang operasi.

“Jika bahan bakar tidak tersedia dalam beberapa jam ke depan untuk Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit ini akan berhenti beroperasi dalam 3 jam ke depan, dan hal ini akan menyebabkan jumlah kematian yang tinggi,” kata Abu Silmiya kepada CNN, seraya menambahkan bahwa keselamatan ratusan pasien terancam, termasuk 22 bayi yang berada dalam inkubator.

Sementara itu, Kompleks Medis Nasser menyatakan bahwa mereka hanya memiliki persediaan bahan bakar untuk 24 jam ke depan dan kini berfokus pada layanan penting seperti persalinan dan perawatan intensif.

Selain krisis bahan bakar, kesulitan dalam menemukan suku cadang untuk generator juga menyebabkan semakin banyak rumah sakit berisiko menghentikan operasionalnya.

“Bukan hanya bahan bakar yang menjadi masalah utama bagi kami untuk menjalankan generator rumah sakit, kini masalah terbesar kami adalah mencari suku cadang untuk mengganti komponen lama pada generator,” kata Kementerian Kesehatan Gaza.

3. Bahan bakar juga dibutuhkan untuk menjalankan layanan dasar

Bahan bakar juga sangat penting dalam menjaga agar layanan dasar di Gaza tetap berjalan. Wilayah ini sangat bergantung pada pasokan bahan bakar untuk keperluan memasak, pengolahan air melalui desalinasi, instalasi limbah, dan untuk mengoperasikan kendaraan yang digunakan dalam misi penyelamatan.

Organisasi kemanusiaan Dokter Lintas Batas (MSF) memperingatkan bahwa Gaza sedang menghadapi krisisi kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam pernyataan resminya pada Selasa (8/7/2025), MSF menyerukan gencatan senjata dan peningkatan signifikan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan.

"Kami mendesak otoritas Israel dan pemerintah-pemerintah yang turut berperan dalam memungkinkan terjadinya kekejaman ini — termasuk Pemerintah Inggris — untuk segera mengakhiri pengepungan dan mengambil tindakan guna mencegah penghapusan warga Palestina dari Gaza," kata MSF.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us