Pasokan Gas dari Rusia Mandek, Moldova Umumkan Darurat Nasional

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Moldova pada Rabu (19/1/2022) mengumumkan keadaan darurat terkait kemungkinan terhambatnya pasokan gas dari Rusia. Pasalnya, negara Eropa Timur itu disebut belum membayar utang pengadaan gas alam yang telah dikirimkan pada bulan ini.
Permasalahan kontrak pengadaan gas alam antara Moldova dengan Gazprom mengalami kendala sejak akhir tahun lalu. Hal ini terkait penolakan Moldova atas melambungnya harga gas alam dari Rusia di tengah musim dingin.
1. Moldova umumkan kemungkinan kendala akses gas alam
Dilansir RT, terkait kemungkinan diputusnya pasokan gas alam dari Rusia dalam beberapa hari ke depan, Moldova akhirnya memutuskan kembali memberlakukan keadaan darurat selama 60 hari.
Perdana Menteri Natalia Gavrilița mengumumkan dalam sidang kabinet bahwa keputusan sudah disetujui. Kini sudah dikonfirmasi dari parlemen bahwa komisi darurat akan diberlakukan lantaran konsumen akan mengalami kendala akses gas alam ke depannya.
Gavrilița mengungkapkan bila Gazprom telah mengabarkan kepada Pemerintah Moldova, jika utang gagal dibayarkan pada 20 Januari, maka perusahaan gas raksasa Rusia itu akan memutus penyaluran gas alam tepat pada 21 Januari.
2. Moldova berjanji untuk membayarkan uutang gas alam kepada Gazprom
Pemerintah Moldova sudah berjanji akan membayar utang gas alam tepat waktu pada Januari ini. Pasalnya, Gazprom telah menolak proses penjadwalan ulang pembayaran gas yang diajukan oleh negara tersebut.
Deputi Perdana Menteri, Andrei Spinu, sebelumnya mengatakan bahwa negara akan membayar 38 juta dolar AS (Rp544,5 miliar) dari tagihan sebesar 63 juta dolar AS (Rp902,7 miliar). Namun, Gavrilita mengatakan Moldova akan memetakan keuangan untuk membayar sepenuhnya.
"Pemerintah telah menemukan cara untuk membayar kepada Gazprom di awal untuk bulan Januari ini. Nantinya kita dapat membayar 63 juta dolar AS (Rp902,7 miliar) tepat pada waktunya" ujar Gavrilita.
Ia juga mengungkapkan, pemerintah akan menunda pembayaran VAT kepada perusahaan Modovagaz dan mengalokasikan uang tersebut keuangan perusahaan yang sebelumnya digunakan untuk memberi kompensasi penduduk atas pajak tinggi, dilaporkan dari Reuters.
3. Terjadi kenaikan gas alam Rusia pada bulan Januari

Sejak akhir 2021, Rusia telah mengancam untuk memutus suplai gas alam ke Moldova lantaran gagal menyetujui kontrak gas alam, yang sebenarnya telah berakhir sejak September lalu.
Pada Oktober lalu, Moldova sudah mengumumkan keadaan darurat dan mulai membeli gas alam dari negara lain. Akan tetapi, negara Eropa Timur itu akhirnya menyetujui kontrak pengadaan gas alam dengan Gazprom selama lima tahun ke depan.
Namun, Spinu mengatakan bahwa harga gas alam dari Rusia telah melambung dari awalnya 550 dolar AS (Rp7,8 juta) per 1.000 kubik meter pada Desember menjadi 647 dolar AS (Rp9,2 juta) di bulan Januari. Kenaikan itu mengakibatkan sulitnya Moldova untuk memenuhi pasokan gas alam.
Kendati demikian, beberapa pengamat mengatakan jika Rusia tengah menggunakan energi sebagai cara untuk menghukum Moldova lantaran memilih Maia Shandu sebagai presiden. Bahkan, Rusia telah dikritik lantaran diduga mematok harga sesuai dengan aliansi politiknya, dikutip dari RFE/RL.