PBB Bakal Kurangi Stafnya di Gaza akibat Serangan Israel

- PBB akan mengurangi jumlah staf internasionalnya di Gaza akibat serangan Israel yang terus berlanjut.
- Sebanyak 30 dari 100 staf internasional PBB akan meninggalkan Gaza pekan ini sebagai langkah sementara.
- Pengurangan staf hanya berlaku bagi pekerja internasional, sementara PBB masih memiliki ribuan staf lainnya di Gaza, sebagian besar adalah warga Palestina.
Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengurangi jumlah staf internasionalnya di Gaza akibat berlanjutnya serangan besar-besaran Israel di wilayah tersebut.
meniDalam konferensi pers pada Senin (24/3/2025), juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa sekitar 30 dari 100 atau lebih staf internasional PBB akan meninggalkan Gaza pekan ini. Ia menambahkan bahwa langkah ini bersifat sementara.
"Sekretaris Jenderal (Antonio Guterres) telah mengambil keputusan yang sulit, bahkan ketika kebutuhan kemanusiaan meningkat dan kekhawatiran kami terhadap perlindungan warga sipil semakin besar. Organisasi ini tetap berkomitmen untuk terus memberikan bantuan yang dibutuhkan warga sipil untuk bertahan hidup dan mendapatkan perlindungan," ungkapnya.
1. PBB masih punya banyak staf Palestina di Gaza
Dilansir dari Al Jazeera, koresponden media tersebut, Gabriel Elizondo, mengatakan bahwa pengurangan staf ini hanya berlaku bagi pekerja internasional, sementara PBB masih memiliki ribuan staf lainnya di Gaza, yang sebagian besar adalah warga Palestina. Ratusan di antaranya telah terbunuh sejak dimulainya perang Israel di wilayah tersebut.
"PBB memiliki lebih dari 13 ribu staf di Gaza, dan mayoritas dari mereka adalah warga Palestina yang bekerja sebagai dokter, perawat, sopir, serta menjalankan berbagai tugas kemanusiaan penting lainnya di Gaza," kata Elizondo, yang melaporkan dari markas besar PBB di New York.
“Lebih dari 250 orang terbunuh dalam 15 bulan terakhir ini, tetapi sekarang, Sekjen mengatakan bahwa situasinya sangat berbahaya sehingga dari 100 staf internasional PBB yang bekerja di Gaza, ia akan mengurangi jumlahnya sekitar sepertiga, atau sekitar 30 staf internasional," tambahnya.
2. Israel bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks PBB di Gaza tengah
Dujarric juga mengonfirmasi bahwa tank Israel bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks PBB di Deir el-Balah, Gaza tengah, pada 19 Maret. Insiden itu mengakibatkan seorang anggota staf PBB asal Bulgaria tewas dan enam staf asing lainnya terluka parah.
"Lokasi kompleks PBB ini sudah diketahui oleh pihak-pihak yang berkonflik,” kata juru bicara PBB tersebut, seraya menambahkan bahwa Guterres telah menuntut penyelidikan penuh, menyeluruh dan independen, terkait serangan tersebut.
Israel sendiri mengklaim bahwa mereka menyerang lokasi Hamas, menyebut kelompok itu sedang melakukan persiapan untuk menembak ke wilayah Israel.
3. Militer Israel akui tembaki gedung Palang Merah di Rafah
Pada Senin, militer Israel mengakui bahwa pasukannya telah menembaki sebuah gedung milik Palang Merah di Rafah, Gaza selatan. Mereka menyebut serangan terhadap organisasi kemanusiaan itu sebagai kasus salah identifikasi.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa kantornya di Rafah mengalami kerusakan akibat proyektil peledak. Tidak ada staf yang terluka, namun kerusakan tersebut berdampak terhadap kemampuan ICRC untuk beroperasi.
Dilansir dari Anadolu, sedikitnya 730 warga Palestina telah tewas dan hampir 1.200 lainnya terluka setelah Israel kembali melanjutkan agresi militer mematikan di Jalur Gaza pada 18 Maret. Dengan gelombang serangan terbaru ini, jumlah korban tewas dalam perang di Gaza sejak Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 50 ribu orang.