Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pekerja Pelabuhan AS Akhiri Mogok Kerja setelah Capai Kesepakatan

ilustrasi pelabuhan. (unsplash.com/ Andy Li)
Intinya sih...
  • Serikat pekerja pelabuhan AS dan operator mencapai kesepakatan sementara untuk mengakhiri pemogokan yang melibatkan 45 ribu pekerja di 36 pelabuhan.
  • Kesepakatan mencakup kenaikan upah sekitar 62 persen selama enam tahun, meningkatkan upah rata-rata pekerja pelabuhan menjadi 63 dolar AS per jam.
  • Pemogokan menyebabkan penumpukan kapal di luar pelabuhan utama dan mengancam kekurangan barang, namun telah berakhir dengan pengaruh terhadap rantai pasokan yang masih perlu dipantau.

Jakarta, IDN Times - Serikat pekerja pelabuhan Amerika Serikat (AS) dan operator pelabuhan mencapai kesepakatan sementara untuk mengakhiri aksi mogok kerja di Pantai Timur dan Pantai Teluk AS pada, Kamis (3/10/2024). Melansir dari The Guardian, pemogokan yang berlangsung selama tiga hari ini melibatkan 45 ribu pekerja pelabuhan di 36 pelabuhan, termasuk New York, Baltimore, dan Houston.

Aksi mogok kerja terbesar dalam hampir setengah abad terakhir di pelabuhan AS ini telah mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Analis JP Morgan memperkirakan pemogokan merugikan ekonomi AS sekitar 5 miliar dolar AS (Rp77 triliun) per hari.

1. Kedua belah pihak setuju kenaikan upah sebesar 62 persen

Kesepakatan sementara yang dicapai mencakup kenaikan upah sekitar 62 persen selama enam tahun. Kesepakatan ini akan meningkatkan upah rata-rata pekerja pelabuhan dari 39 dolar AS (Rp603 ribu) menjadi 63 dolar AS (Rp975 ribu) per jam selama masa kontrak.

"Efektif segera, semua aksi kerja saat ini akan dihentikan dan semua pekerjaan yang tercakup dalam Kontrak Induk akan dilanjutkan," ujar pernyataan bersama dari International Longshoremen's Association (ILA) dan United States Maritime Alliance (USMX), dikutip Reuters.

Kontrak induk antara serikat pekerja dan operator pelabuhan diperpanjang hingga 15 Januari 2025. Perpanjangan ini bertujuan untuk melanjutkan negosiasi masalah lain yang belum terselesaikan, terutama terkait otomatisasi di pelabuhan yang dianggap mengancam lapangan kerja.

Sebelumnya, serikat pekerja menuntut kenaikan upah 77 persen, sementara kelompok pengusaha menawarkan kenaikan hampir 50 persen. Kesepakatan 62 persen ini menjadi jalan tengah yang akhirnya disepakati kedua belah pihak.

2. Biden sambut baik kesepakatan

Pemogokan telah mengakibatkan penumpukan kapal di luar pelabuhan utama dan mengancam kekurangan berbagai barang. Dilansir USA Today, setidaknya 45 kapal kontainer tidak dapat membongkar muatan dan terpaksa berlabuh di luar pelabuhan yang terkena dampak pemogokan.

Presiden AS, Joe Biden, memuji kesepakatan tersebut dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih.

"Saya ingin berterima kasih kepada pekerja serikat, pengangkut, dan operator pelabuhan yang bertindak patriotik untuk membuka kembali pelabuhan kita dan memastikan ketersediaan pasokan penting untuk pemulihan dan pembangunan kembali pasca Badai Helene," kata Biden.

Biden juga menekankan pentingnya perundingan bersama. 

"Perundingan bersama terbukti berfungsi, dan ini penting untuk membangun ekonomi yang lebih kuat dari tengah ke luar dan dari bawah ke atas."

Administrasi Biden telah memihak serikat pekerja selama negosiasi sambil menekan operator pelabuhan untuk menaikkan tawaran mereka. Gedung Putih juga terlibat aktif dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan. Kepala Staf Gedung Putih Jeff Zients mengadakan pertemuan virtual dengan CEO perusahaan pelayaran pada Kamis pagi.

3. Latar belakang aksi pemogokan

Pemogokan dimulai setelah perundingan untuk kontrak 6 tahun baru mengalami kebuntuan. Serikat pekerja menuduh USMX melanggar kontrak dengan memperkenalkan otomatisasi di beberapa pelabuhan. Hal itu dianggap mengancam pekerjaan mereka.

Kedua belah pihak saling menuduh menolak untuk berunding. Sementara, serikat pekerja menuntut kenaikan upah yang signifikan sesuai dengan keuntungan industri dalam beberapa tahun terakhir.

Meskipun pemogokan telah berakhir, dampaknya terhadap rantai pasokan masih perlu dipantau. Ekonom menyatakan penutupan pelabuhan tidak akan langsung menaikkan harga konsumen. Pasalnya, perusahaan telah mempercepat pengiriman barang-barang penting dalam beberapa bulan terakhir. Federasi Ritel Nasional (NRF) AS menyambut baik keputusan untuk mengakhiri pemogokan.

"Keputusan untuk mengakhiri pemogokan saat ini yang memungkinkan pelabuhan Pantai Timur dan Teluk dibuka kembali adalah kabar baik bagi ekonomi negara," kata CEO NRF, Matthew Shay, dalam sebuah pernyataan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us