Joe Biden: AS Tidak Dukung Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung serangan Israel terhadap situs nuklir Iran, sebagai tanggapan atas serangan rudalnya. Ia juga mendesak Israel untuk bertindak secara proporsional.
Biden berbicara sehari setelah Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel. Dia pun menyebut serangan Teheran tidak efektif.
"Kami akan berdiskusi dengan Israel tentang apa yang akan mereka lakukan, tetapi ketujuh dari kami (G7) setuju bahwa mereka memiliki hak untuk menanggapi tetapi mereka harus menanggapi secara proporsional," kata Biden pada Rabu (2/10/2024), dikutip dari Reuters.
1. Biden sebut Iran sudah menyimpang

Beberapa analis mengatakan, tanggapan Israel kemungkinan akan lebih tajam daripada ketika Iran menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada April, yang menunjukkan kali ini dapat menargetkan fasilitas nuklir atau minyak Teheran.
Ketika ditanya apakah AS akan mendukung serangan Israel terhadap situs nuklir Iran, Biden mengatakan tidak. Ia menyerukan sanksi lebih lanjut akan dijatuhkan pada Iran dan bahwa ia akan segera berbicara dengan Netanyahu.
"Jelas, Iran sangat menyimpang dari jalurnya," katanya.
2. Sebut Timur Tengah di ujung tanduk

Wakil Menteri Luar Negeri AS, Kurt Campbell, mengatakan bahwa pemerintah berusaha menyelaraskan posisinya dengan Israel dalam menanggapi serangan Iran, tetapi juga mengakui bahwa Timur Tengah berada di ujung tanduk dan eskalasi yang lebih luas dapat membahayakan kepentingan Israel dan AS.
"Saya pikir kami mencoba untuk menggarisbawahi dukungan kami terhadap beberapa tindakan yang telah dilakukan Israel. Kami benar-benar waspada terhadap serangkaian operasi darat yang diperluas atau substansial di Lebanon," kata Campbell.
Tentara Israel sedang berperang dengan pejuang Hizbullah Lebanon yang didukung Iran di perbatasan.
3. Iran desak Israel setop invasi di Lebanon dan perangnya di Gaza

Pada 2 Oktober, delapan tentara Israel tewas, jumlah korban paling banyak yang diderita oleh militer Israel di garis depan Lebanon dalam setahun terakhir akibat bentrokan di wilayah perbatasan antara Israel dan Hizbullah.
Iran mengatakan pada 2 Oktober bahwa serangan rudalnya, serangan terbesarnya terhadap Israel - telah berakhir, kecuali ada provokasi lebih lanjut, dilansir dari The Straits Times.
Teheran pun mengingatkan Israel bahwa ancamannya bisa segera mereda jika Tel Aviv menghentikan invasinya di Lebanon serta mengakhiri perangnya di Jalur Gaza.