Pemerintah Israel Resmi Sepakati Gencatan Senjata Gaza

- Netanyahu memuji Trump dalam kesepakatan
- Tekanan militer dan diplomatik untuk Israel
- Harapan baru bagi keluarga sandera
Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kesepakatan gencatan senjata di Gaza sebagai perkembangan bersejarah yang menandai langkah besar dalam upaya Israel mencapai tujuan perangnya selama dua tahun terakhir. Pernyataan itu ia sampaikan dalam pidato di hadapan para menteri sebelum kabinetnya secara resmi menyetujui perjanjian tersebut pada Kamis (9/10/2025).
Netanyahu menegaskan, salah satu tujuan utama perang adalah mengembalikan seluruh sandera, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
“Kami telah berjuang selama dua tahun untuk mencapai tujuan perang kami, dan salah satu tujuan utamanya adalah memulangkan para sandera, semuanya, baik yang hidup maupun yang gugur. Dan kami hampir mencapai tujuan itu,” kata Netanyahu, dilansir dari BBC.
Ia juga menyoroti peran penting tim mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam memediasi kesepakatan tersebut, termasuk Steve Witkoff dan Jared Kushner, yang menurutnya bekerja tanpa henti untuk menuntaskan perjanjian itu.
1. Netanyahu puji Trump dalam kesepakatan

Dalam pernyataannya, Netanyahu secara khusus menyampaikan apresiasi terhadap bantuan luar biasa dari Trump dan timnya yang disebutnya memainkan peran penting di balik tercapainya gencatan senjata. “Kami berterima kasih atas bantuan luar biasa dari Presiden Trump dan timnya – Steve Witkoff dan Jared Kushner,” ujar Netanyahu.
Ia menambahkan, Witkoff dan Kushner telah bekerja siang dan malam untuk memastikan kesepakatan tersebut dapat tercapai.
“Kami tahu ini demi kebaikan Israel dan Amerika Serikat, demi kebaikan orang-orang beradab di seluruh dunia, dan demi keluarga-keluarga yang akhirnya dapat bersatu kembali dengan orang-orang yang mereka cintai,” lanjutnya.
Pernyataan Netanyahu ini menandai pengakuan terbuka atas peran politik luar negeri Trump dan jaringan diplomatiknya setelah masa kepresidenan berakhir, terutama dalam isu-isu Timur Tengah.
2. Tekanan militer dan diplomatik untuk Israel

Netanyahu juga memuji keberanian pasukan Israel yang telah melakukan operasi militer di Gaza. Ia menilai keberhasilan perjanjian gencatan senjata tidak hanya hasil diplomasi, tetapi juga buah dari tekanan militer yang berkelanjutan terhadap kelompok Hamas.
“Kita berhasil mencapai titik ini berkat keberanian para prajurit kita yang memasuki Gaza dan kombinasi tekanan militer serta diplomatik yang mengisolasi Hamas,” katanya.
Menurut Netanyahu, strategi dua jalur antara kekuatan militer dan negosiasi diplomatik, menjadi faktor utama yang membuka jalan bagi tercapainya kesepakatan. Ia menilai momentum ini bukan hanya kemenangan bagi Israel, tetapi juga bagi stabilitas kawasan.
Gencatan senjata ini diharapkan menjadi langkah penting menuju berakhirnya penderitaan panjang di Gaza, meski berbagai pihak internasional masih menunggu rincian implementasi dan jaminan keberlanjutan dari kesepakatan tersebut.
3. Harapan baru bagi keluarga sandera

Dalam pernyataannya, Netanyahu menyampaikan bahwa kesepakatan ini membawa harapan besar bagi keluarga para sandera yang telah menunggu kabar selama dua tahun. Ia menegaskan, gencatan senjata ini bukan akhir perjuangan, tetapi awal dari proses pemulangan semua korban yang masih ditahan.
“Perjanjian ini adalah untuk keluarga-keluarga yang akhirnya dapat bertemu kembali dengan orang-orang tercinta mereka. Saya berterima kasih kepada semua pihak atas nama mereka, dan atas nama rakyat Israel,” tutur Netanyahu.
Meski demikian, analis menyebut tantangan pasca-gencatan senjata tetap besar, terutama dalam memastikan agar perjanjian tersebut tidak kembali runtuh di tengah ketegangan politik dan keamanan yang tinggi di kawasan. Kesepakatan ini disebut sebagai titik balik penting dalam konflik dua tahun terakhir antara Israel dan Hamas, yang telah menimbulkan dampak kemanusiaan luas di Jalur Gaza.