Pemukiman Kumuh di Gangnam Korsel Kebakaran, 500 Warga Dievakuasi

Jakarta, IDN Times - Terjadi kebakaran di sebuah pemukiman kumuh yang berada di desa Guryong, Distrik Gangnam di Seoul, Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (20/1/2023). Kebakaran terjadi sekitar pukul 06:27 pagi waktu setempat.
Sekitar 60 rumah dilaporkan hancur dalam kobaran api tersebut dan sekitar 450-500 warga dievakuasi dari tempat kejadian. Belum ada laporan kematian atau cedera. Kerusakan properti sedang diselidiki, namun menurut kantor distrik setempat terdapat 666 rumah tangga di area tersebut, dilansir Korea Herald.
1. Menerjunkan lebih dari 900 personel pemadam kebakaran
Sebanyak 916 personel pemadam kebakaran yang dikerahkan, termasuk helikopter pemadam guna mengendalikan api. Api pun berhasil dipadamkan sepenuhnya pada pukul 11:46 waktu setempat.
Hingga kini penyebab kebakaran belum bisa dipastikan, namun daerah tersebut merupakan daerah yang rawan kebakaran dan banjir. Banyak rumah yang dibangun menggunakan kardus dan kayu.
Kebakaran pada Jumat bukanlah yang pertama kalinya. Dilaporkan, sedikitnya ada 16 kebakaran yang terjadi sejak tahun 2009, dikutip dari BBC.
2. Respons pemerintah Korsel atas insiden tersebut

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol telah menerima laporan tentang kebakaran tersebut di Davos, Swiss, saat menghadiri pertemuan World Economic Forum. Yoon menginstruksikan agar semua personel dan peralatan yang tersedia harus dikerahkan untuk memadamkan api.
Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan Lee Sang-min, juga telah memerintahkan untuk memobilisasi semua sumber daya yang tersedia. Petugas juga melakukan upaya habis-habisan guna memadamkan api, menyelamatkan nyawa, dan meminimalkan kerusakan.
Sementara itu, Walikota Seoul Oh Se-hoon saat mengunjungi tempat kejadian, telah mengarahkan agar pemerintah distrik setempat menyiapkan tempat tinggal bagi para korban sesegera mungkin.
3. Tentang desa Guryong yang berada di Seoul

Dilansir AP News, Desa Guryong merupakan pemukiman ilegal yang berada di tepi distrik Gangnam, tempat di mana beberapa real estate termahal di ibu kota Seoul.
Desa tersebut dibangun pada 1980-an oleh orang-orang yang diusir dari lingkungan asalnya dalam proyek pembersihan rumah besar-besaran dan pembangunan kembali tata ruang wilayah kota. Upaya tersebut berada di bawah pemerintahan militer saat itu guna mempercantik kota dan persiapan menerima turis asing menjelang Olimpiade Seoul 1988.
Pada 2011, pemerintah kota Seoul telah mengumumkan rencana untuk membangun kembali daerah tersebut. Namun, upaya tersebut digagalkan oleh ketidaksepakatan antara badan pemerintah lokal dan penduduk mengenai kompensasi tanah dan juga masalah lainnya.