Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perseteruan dengan Trump Memuncak, Elon Musk Absen di Jamuan Gedung Putih

Presiden Donald Trump berpartisipasi dalam konferensi pers bersama penasihat DOGE, Elon Musk, pada Jumat, 30 Mei 2025, di Ruang Oval, Gedung Putih. (commons.wikimedia.org/Molly Riley)
Presiden Donald Trump berpartisipasi dalam konferensi pers bersama penasihat DOGE, Elon Musk, pada Jumat, 30 Mei 2025, di Ruang Oval, Gedung Putih. (commons.wikimedia.org/Molly Riley)
Intinya sih...
  • AI jadi sorotan, rival Musk hadirMenariknya, kursi kosong Musk digantikan oleh sosok rival utamanya di bidang kecerdasan buatan, sSam Altman, CEO OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
  • Trump fokus ke investasi raksasaMeski banyak pujian dilontarkan eksekutif kepada Trump, sang presiden lebih tertarik membicarakan soal angka investasi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggelar jamuan makan malam bersama sejumlah eksekutif teknologi papan atas di Gedung Putih, Kamis (4/9/2025). Namun, nama Elon Musk, bos Tesla, SpaceX, dan X, absen dari daftar tamu eksklusif tersebut.

Padahal, Musk pernah menjadi sekutu dekat Trump. Ia bahkan sempat ditunjuk untuk memimpin lembaga pemerintah baru yang bertugas mengurangi pemborosan belanja federal.

Namun, hubungan keduanya memburuk sejak awal tahun ini setelah berseteru terbuka tentang Big Beautiful Bill, rancangan undang-undang andalan Trump. Musk kala itu menyebut beleid tersebut bodoh dan memperingatkan soal lonjakan utang negara.

Perseteruan makin panas ketika Musk menuduh Trump sengaja menutup-nutupi dokumen skandal Jeffrey Epstein. Sejak itu, hubungan pribadi dan politik mereka merenggang dan kini tampak jelas dengan absennya Musk dari daftar jamuan Gedung Putih.

1. AI jadi sorotan, rival Musk hadir

Alex Blania dan Sam Altman, pendiri World App (IDN Times/Uni Lubis)
Alex Blania dan Sam Altman, pendiri World App (IDN Times/Uni Lubis)

Menariknya, kursi kosong Musk digantikan oleh sosok rival utamanya di bidang kecerdasan buatan, Sam Altman, CEO OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT. Altman hadir bersama sejumlah tokoh penting lainnya di dunia teknologi.

Di antara nama besar lain yang hadir ada Tim Cook (Apple), Sundar Pichai (Alphabet/Google), Mark Zuckerberg (Meta), Satya Nadella (Microsoft), Safra Catz (Oracle), hingga Bill Gates dan Sergey Brin.

Trump dalam kesempatan itu memamerkan riset terbaru soal kecerdasan buatan (AI) dan menekankan pentingnya investasi domestik. Ia menyebut para tamunya sebagai orang-orang dengan IQ tinggi yang bisa membawa Amerika Serikat ke level baru.

2. Trump fokus ke investasi raksasa

ilustrasi Apple Store (apple.com)
ilustrasi Apple Store (apple.com)

Meski banyak pujian dilontarkan eksekutif kepada Trump, sang Presiden lebih tertarik membicarakan soal angka investasi. Ia berkeliling meja dan menanyakan secara langsung berapa besar dana yang digelontorkan tiap perusahaan di dalam negeri.

Meta dan Apple sama-sama melaporkan investasi senilai 600 miliar dolar AS, sementara Alphabet mengumumkan 250 miliar dolar AS. Microsoft mengklaim angka 80 miliar dolar AS per tahun, yang disambut Trump dengan sangat baik.

“Itu angka besar. Bagus, sangat bagus,” kata Trump, dikutip dari Euronews, Jumat (5/9/2025).

Selain itu, hadir pula pimpinan perusahaan besar lain seperti Arvind Krishna (IBM), David Limp (Blue Origin), Greg Brockman (OpenAI), Sanjay Mehrotra (Micron), Vivek Ranadive (TIBCO), Shyam Sankar (Palantir), Cameron Wilson (Code.org), serta Alexandr Wang (Scale AI).

3. Perseteruan Musk dan Trump

CEO Tesla Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
CEO Tesla Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Hubungan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan miliarder Elon Musk kini memasuki babak baru. Dari yang semula sekutu dekat, keduanya berubah menjadi lawan politik terbuka setelah berselisih soal kebijakan ekonomi dan isu pribadi.

Perseteruan Trump–Musk dinilai bukan hanya soal ego pribadi, tapi juga persaingan pengaruh di dunia teknologi dan politik. Musk, lewat X dan perusahaan raksasanya, memiliki daya jangkau publik yang luas, sementara Trump mengandalkan otoritas politik dan popularitasnya sebagai Presiden.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Profil Munir Said, Aktivis HAM yang Tewas Diracun Arsenik di Pesawat

05 Sep 2025, 15:21 WIBNews