PM Australia Kunjungi Prancis Pekan Depan, Ingin Perbaiki Hubungan

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, dijadwalkan mengunjungi Prancis pekan depan. Pemerintahan partai buruhnya berupaya memperbaiki hubungan kedua negara yang sempat tegang tahun lalu ketika Australia membatalkan pembelian kapal selam Prancis.
Australia membatalkan pesanan milliaran dollar itu dan memilih alternatif dengan membeli kapal selam nuklir milik Amerika Serikat dan Inggris, yang kemudian membuat marah Prancis.
"Kami memang perlu mengatur ulang, kami sudah melakukan diskusi yang sangat konstruktif," kata Albanese kepada televisi ABC dalam sebuah wawancara, dilansir Reuters, Jumat (24/6/2022).
1. Ingin mengatur ulang hubungannya dengan Prancis

Albanese membenarkan bahwa dia telah menerima undangan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengunjungi Paris.
PM yang baru dilantik sebulan lalu itu juga telah mencapai penyelesaian kesepakatan kapal selam senilai 584 juta dollar AS dengan Prancis, yang dia harapkan bisa memperbaiki hubungan keduanya.
"Kunjungan minggu depan adalah tanda yang sangat nyata dari perbaikan yang sudah dilakukan," kata Albanese.
"Penting agar pengaturan ulang itu terjadi. Prancis, tentu saja, adalah pusat kekuatan di Eropa, tetapi juga merupakan kekuatan kunci di Pasifik di wilayah kita sendiri," lanjutnya.
2. Menghadiri pertemuan dengan NATO

Albanese akan melakukan perjalanan ke Eropa pada hari Minggu untuk pertemuan puncak NATO di Madrid pada 29-30 Juni. Setelah itu, dia juga akan melakukan perjalanan ke Paris, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Australia diundang ke pertemuan itu bersama dengan beberapa anggota non-NATO lainnya karena aliansi tersebut ingin memperkuat hubungannya setelah invasi Rusia ke Ukraina.
3. Akan mengunjungi Ukraina

Di tengah laporan bahwa dia mungkin juga mengunjungi Ukraina, Albanese mengatakan pemerintah mendapatkan nasihat keamanan nasional tentang itu.
Pihaknya masih mempertimbangkan kunjungannya ke Ukraina mengingat risiko keamanan dari perjalanan tersebut. Pasukan Rusia masih membombardir bagian Timur Ukraina dengan rudal dan artileri.
“Kami tidak ingin menimbulkan situasi yang membahayakan personel Australia dengan melakukan kunjungan seperti itu, tetapi kami akan menerima saran itu dan kami akan bertindak sesuai dengan itu,” katanya, dilansir The Sydney Morning Herald.
Australia, salah satu kontributor non-NATO terbesar untuk dukungan Barat untuk Ukraina, telah memasok bantuan dan peralatan pertahanan dan telah melarang ekspor bijih alumina dan aluminium, termasuk bauksit, ke Rusia. Negara itu juga telah menjatuhkan sanksi pada ratusan individu dan entitas Rusia.