Polandia Mau Batasi Bebas Visa untuk Hindari Mata-mata Asing

- Bebas visa dibatasi bagi warga asal negara pecahan Uni Soviet dan Amerika Latin.
- Polandia tangkap 32 terduga pelaku yang melakukan sabotase.
- Polandia perketat aturan untuk visa pelajar dan pekerja migran.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Polandia, Donald Tusk mengumumkan rencana menangguhkan pembebasan visa kepada beberapa negara imbas maraknya sabotase dan mata-mata asing di Polandia.
Baru-baru ini, Polandia dihadapkan pada masalah imigrasi imbas banyaknya migran yang masuk dari teritori Belarus. Alhasil, Warsawa sudah mendirikan pagar di sepanjang perbatasan Belarus.
Tak hanya itu, Polandia juga melakukan penjagaan di sejumlah pintu perbatasan Jerman mulai 7 Juli untuk menghindari pengusiran migran ilegal dari Jerman ke Polandia.
1. Bebas visa dibatasi bagi warga asal negara pecahan Uni Soviet dan Amerika Latin
PM Tusk menyebut, warga dari negara bekas Uni Soviet menjadi ancaman dan sangat mungkin direkrut oleh intelijen Rusia untuk menjadi mata-mata di negaranya.
“Warga dari negara-negara pecahan Uni Soviet sudah jelas memiliki alasan untuk terlibat. Mereka sangat rentan direkrut intelijen Rusia untuk melancarkan sabotase di Polandia,” terangnya, dikutip dari Polskie Radio, Jumat (1/8/2025).
Menurutnya, Polandia menghadapi masalah imigrasi Eropa yang masuk ke negaranya tanpa visa dari Spanyol, seperti warga dari negara Amerika Latin. Namun, mereka dapat masuk ke Polandia karena tergabung dalam Schengen.
Tusk menyebut, Polandia tidak akan ragu mendeportasi warga asing yang melanggar hukum di negaranya. Negara-negara yang sedang dalam pengawasan Polandia saat ini, meliputi Georgia, Armenia, Venezuela, dan Kolombia.
2. Polandia tangkap 32 terduga pelaku yang melakukan sabotase
Tusk mengatakan, sudah ada 32 terduga pelaku yang terlibat dalam pembakaran di Polandia dalam 2 tahun terakhir. Mereka berasal dari Polandia, Rusia, Ukraina, Belarus, dan seorang warga Kolombia.
“Saat ini, kami sudah menangkap 32 orang yang diduga punya kaitan dengan Rusia untuk melakukan sabotase di Polandia. Segala bentuk aksi di perbatasan maupun di dalam negara berarti mereka secara langsung maupun tidak langsung bekerja sama dengan Rusia,” tandasnya.
Pekan ini, Badan Keamanan Internal Polandia (ABW) mengatakan, seorang warga Kolombia melakukan dua pembakaran di Polandia dan Republik Ceko tahun lalu atas perintah dari intelijen Rusia. Pria 27 tahun itu divonis hukuman 8 tahun penjara di Republik Ceko dan terancam dihukum 10 tahun hingga seumur hidup di Polandia.
3. Polandia perketat aturan untuk visa pelajar dan pekerja migran
Pada Juni, Polandia menetapkan aturan ketat bagi mahasiswa asing dan pekerja migran di negaranya. Keputusan ini berfungsi meningkatkan kontrol migrasi dan keamanan di Polandia.
“Kami terbuka dengan semua pelajar dari seluruh dunia yang ingin belajar di universitas di Polandia. Namun, kami harus mencegah kebijakan ini dimanfaatkan oleh sejumlah orang sebagai jalur imigrasi ilegal,” tandas Tusk, dikutip dari Notes from Poland.
Pada 2023, jumlah mahasiswa asing di Polandia naik signifikan yang mencapai 100 ribu orang. Jumlah itu mencapai 9 persen dari total mahasiswa di Polandia.
Kebijakan imigrasi baru ini juga berlaku bagi visa untuk pekerja migran yang memberikan pemerintah lebih luas menetapkan pekerja sektor apa saja yang diperbolehkan datang ke Polandia.