Polisi Armenia Tahan Pendemo di Dekat Pangkalan Militer Rusia

Jakarta, IDN Times - Polisi Armenia, pada Minggu (8/1/2023), menangkap puluhan aktivis yang menggelar demo di dekat pangkalan militer Rusia di Gyumri.
Mereka menganggap tentara Rusia tidak menjalankan tugasnya untuk menjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh akibat insiden pemblokiran koridor Lachin.
Belakangan ini, tensi di Nagorno-Karabakh kembali bergejolak setelah aktivis lingkungan Azerbaijan memblokir koridor Lachin. Ini membuat warga Armenia di Stepanakert kembali menggelar demonstrasi besar menentang pemblokiran yang diduga diorganisir pemerintah Baku.
1. Aktivis meminta tentara Rusia diganti pasukan internasional
Demonstrasi di Gyumri ini dilangsungkan di dekat pangkalan militer Rusia. Demonstrasi yang diorganisir oleh kelompok pro-Barat, National-Democratic Pole (AZhB), ini dihadiri sekitar 200 orang untuk menuntut tentara Rusia membuka blokade jalur Lachin.
Dalam aksinya, ratusan aktivis itu menyerukan agar peran pasukan penjaga perdamaian Rusia digantikan oleh pasukan internasional. Tak hanya itu, AZhB juga meminta agar Armenia segera keluar dari CSTO (Collective Security Treaty Organization), aliansi militer yang dipimpin Rusia, dilansir RFE/RL.
AZhB menuding Rusia secara sembunyi-sembunyi mendukung blokade Lachin untuk memaksa Armenia dan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, untuk menyetujui perjanjian perdamaian dari Rusia. Mereka juga menuduh Rusia mendukung koridor agar dikontol Azerbaijan dan Turki.
Pada demonstrasi ini, aktivis melakukan long-march menuju ke pangkalan militer Rusia dengan membawa spanduk yang bertuliskan, 'deokupansi Armenia dari Rusia', 'de-Sovietisasi', dan 'de-Rusifikasi negara kami'.
2. Sebanyak 65 demonstran ditahan oleh polisi Armenia
Dilaporkan Reuters, sebanyak 65 demonstran ditangkap oleh aparat kepolisian Armenia dalam aksi ini. Namun, belum diketahui secara pasti apa penyebab penangkapan puluhan demonstran di kota yang terletak di perbatasan Turki tersebut.
Pada saat yang sama, Armenia sudah menerjunkan personel kepolisian tambahan ke Gyumri untuk menjaga perdamaian di kota tersebut. Sedangkan, polisi dikerahkan untuk menghalangi demonstran masuk ke jalan untuk memblokade akses keluar masuknya tentara Rusia.
Setelah pisah dari Uni Soviet, Armenia setuju untuk menempatkan ribuan tentara Rusia di sejumlah pangkapan militer. Tentara Rusia bertugas untuk menjaga perdamaian dan perbatasan Armenia yang dilanda konflik sampai saat ini.
Pangkalan militer Gyumri sudah dibangun pada era Soviet untuk menjadi basis militer Uni Soviet dalam menjaga perbatasan Armenia dari Turki dan Iran. Ini diakibatkan oleh ketegangan Armenia dan Turki selama ini.
3. Pemblokiran Lachin sebabkan kelangkaan di Nagorno-Karabakh
Pemblokiran koridor Lachin menyebabkan satu-satunya penghubung Nagrono-Karabakh ke Armenia suplai ke area sengketa itu terputus. Bahkan, pasokan bahan pokok ke Stepanakert diketahui sudah terhenti salam empat minggu.
Marut Vanyan, jurnalis di Nagorno-Karabakh, menyebut bahwa pasar di kota yang didominasi oleh etnis Armenia tersebut telah tutup dalam beberapa hari ini.
"Saya tinggal di sebelah pasar utama yang menyuplai kebutuhan warga di seluruh kota. Namun, pasar itu sudah tutup sementara. Hanya ada dua perempuan yang duduk di sana menjual thyme kering" ungkap Vanyan, dikutip BBC.
Armenia menuduh pasukan perdamaian Rusia gagal menjalankan tugasnya untuk membubarkan blokade di Lachin. Sementara, Azerbaijan menganggap tentara Rusia gagal mengamankan wilayah itu dari penambang ilegal yang mengakibatkan kerusakan lingkungan.