Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Prancis Gugat Influencer AS yang Tuduh Istrinya Pria

Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan istrinya Brigitte Macron. (wikimedia.org/U.S Army)
Intinya sih...
  • Gugatan dilayangkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron terhadap Candace Owens.
  • Owens dituduh sengaja sebarkan kebohongan tersebut untuk menaikkan popularitas platformnya serta meraup keuntungan finansial.
  • Brigitte Macron pernah gugat warga Prancis atas tuduhan serupa yang mengklaim bahwa ia lahir dengan nama Jean-Michel Trogneux.

Jakarta, IDN Times- Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, mengajukan gugatan pencemaran nama baik di Amerika Serikat (AS) yang menargetkan komentator dan influencer sayap kanan AS, Candace Owens. Gugatan dilayangkan pada Rabu (23/7/2025), sebagai respons atas kampanye disinformasi Owens yang mengklaim bahwa Brigitte Macron adalah seorang pria.

Sebelumnya, pihak Macron telah tiga kali meminta Owens untuk mencabut pernyataannya. Namun, semua permintaan tersebut diabaikan oleh Owens yang justru meningkatkan aksinya, dilansir BBC.

1. Dituduh sengaja sebarkan hoaks demi popularitas

Gugatan yang terdiri dari 22 poin tersebut mengeluhkan tindakan Owens yang telah menempatkan Macron dalam sorotan yang keliru. Kampanye Owens diduga secara sengaja dirancang untuk melecehkan dan menyakiti pasangan Macron beserta keluarga mereka.

Owens sebelumnya pernah menyatakan akan mempertaruhkan seluruh reputasinya atas keyakinan bahwa Brigitte Macron adalah seorang pria. Ia bahkan memproduksi seri video khusus berjudul "Becoming Brigitte" untuk menyebarkan narasi tersebut kepada jutaan pengikutnya.

Selain isu gender, Owens juga pernah menuduh pasangan Macron adalah kerabat sedarah yang melakukan hubungan inses dan menuding Macron dikendalikan oleh CIA. Pasangan tersebut menuntut ganti rugi atas kerusakan ekonomi diakibatkan kampanye Owens.

Mereka telah menunjuk firma hukum papan atas Clare Locke untuk menangani kasus ini. Owens dituduh sengaja menyebarkan kebohongan tersebut untuk menaikkan popularitas platformnya serta meraup keuntungan finansial.

2. Pihak Macron telah tiga kali meminta Owens mencabut pernyataannya

Sebelumnya, pihak Macron telah tiga kali mengirimkan permintaan agar Owens mencabut pernyataannya. Setiap permintaan tersebut disertai dengan bukti-bukti yang menyanggah semua klaimnya.

Alih-alih menarik klaimnya, Owens justru menjadikan surat permintaan tersebut sebagai bahan ejekan. Ia menggunakan somasi itu sebagai bahan konten untuk disajikan kepada para pengikutnya.

"Karena Owens tetap menyebarkan kebohongan ini walau telah ada permintaan pencabutan berulang dari pengacara kami, akhirnya kami membawa masalah ini ke pengadilan sebagai satu-satunya jalan yang tersisa," demikian pernyataan pihak Macron, dikutip dari Al Jazeera.

Menanggapi gugatan ini, pihak Candace menyebut Macron sedang berupaya menindas jurnalis.

"Ini adalah pemerintah asing yang menyerang hak Amandemen Pertama seorang jurnalis independen Amerika. Candace berulang kali meminta wawancara dengan Brigitte Macron. Alih-alih memberikan komentar, Brigitte malah mencoba menindas seorang reporter agar tunduk," kata juru bicara Owens, dilansir The Guardian

3. Brigitte Macron pernah gugat warga Prancis atas tuduhan serupa

Owens mengklaim Brigitte Macron lahir dengan nama Jean-Michel Trogneux, yang merupakan nama saudara laki-lakinya. Ia dikenal sebagai pihak yang paling aktif mempopulerkan teori konspirasi ini.

Sebelumnya, Brigitte juga pernah menggugat dua wanita Prancis atas tuduhan yang sama. Ia sempat memenangkan putusan tersebut, sebelum dibatalkan di tingkat banding.

Serangan semacam ini dilihat sebagai bagian dari tren misoginis yang menyasar tokoh-tokoh perempuan di panggung politik. Mantan Ibu Negara AS Michelle Obama dan Wakil Presiden Kamala Harris juga pernah menghadapi kampanye serupa yang menuduh mereka transgender.

"Orang-orang pada akhirnya memercayainya, dan itu mengganggu hidup Anda, bahkan dalam momen-momen paling pribadi Anda," kata Macron menanggapi rumor tersebut pada Maret 2024, dikutip dari CNN.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us